PWMU.CO – Kajian masjid At-Taqwa Pandan membahas larangan makan harta dengan bathil. Hal ini disampaikan oleh Ketua MPID PDM Banyuwangi, Taufiqur Rohman MPdI saat mengisi pengajian rutin Rabu Malam Kamis, yang bertempat di Masjid At-Taqwa Pandan Genteng Banyuwangi Jawa Timur, Rabu (24/7/2024).
Pengajian ini diikuti oleh jamaah laki-laki dan perempuan. Untuk jamaah laki-laki menempati ruang utama masjid. Sedangkan untuk jamaah perempuan menempati serambi masjid.
Pengajian yang dimulai setelah shalat Maghrib berjamaah. Mengawali ceramahnya, Taufiqur Rohman mengajak jamaah untuk bersyukur kepada Allah Swt. Karena masih diberi kesempatan untuk menghadiri pengajian ini.
“Alhamdulillah kita dapat memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu. Semoga pengajian ini mendapat ridha dari Allah,” ujarnya.
Setelah itu di membacakan ayat al-Qur’an dalam Surat an-Nisa 29. Menurutnya an-Nisa ini nama surat yang istimewa dalam al-Qur’an.
“Tidak ada surat laki laki adanya surat wanita (an-Nisa). Di ayat ini diawali dengan panggilan spesial untuk orang yang beriman, yakni,”Ya ayyuhalladina amanu”.
Ayat ini adalah perintah kepada orang yang beriman. Karena kalau bukan orang yang beriman tidak akan mampu melakukannya.
Taufiqur Rohman menjelaskan ciri khas ayat yang diawali dengan Ya ayyuhalladina amanu adalah berisi perintah atau larangan Allah.
Selanjutnya pria asal Srono itu menjelaskan larangan Allah dalam petikan ayat tersebut.
“Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil,” ulasnya.
Orang yang berharta, sambung dia, agar berhati-hati. Karena pada hartanya itu terdapat hak fakir miskin. Jangan sampai mereka termasuk orang yang memakan harta dengan bathil, karena mengabaikan hak fakir miskin tersebut.
Lebih detail dia menguraikan hadist Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi yang menjelaskan beberapa pertanyaan yang ditanyakan di hari akhirat kelak. Setelah umur, fisik, ilmu, lalu ditanyakan tentang harta. Dari mana harta itu diperoleh dan kemana pula ia dibelanjakan.
“Kalau terjadi transaksi perniagaan harus dilakukan dengan asas suka sama suka,” imbuhnya.
Larangan Allah berikutnya adalah larangan melakukan bunuh diri. Karena orang yang melanggar itu akan mendapat siksa neraka.
Mengakhiri kajiannya, Taufiqur Rohman mengajak jamaah untuk selalu beristighfar kepada Allah. Karena semua orang di dunia ini tidak lepas dari salah. Tapi jika dia mau minta ampun, maka Allah akan menutup kesalahan itu.
“Mari kita kuatkan keimanan dan kesabaran dalam menjalani kehidupan ini,” ajaknya.
Dia pun menutup dengan perkataan Ibnu Abbas RA yang mengatakan,”Tidak ada dosa besar, kalau mau meminta ampun kepada Allah. Sebaliknya dosa kecil kalau dilakukan dengan terus menerus akan menjadi besar.”
Pengajian yang berlangsung selama satu jam itu berlangsung dengan khidmat. Diakhiri dengan shalat Isya berjamaah. Setelah itu jamaah beramah tamah, sambil menyantap nasi pecel yang telah disiapkan oleh ibu-ibu Aisyiyah Ranting Pandan. (*)
Penulis Ghulam Bana Islama dan Taufiqur Rohman Editor Wildan Nanda Rahmatullah