Fathin Najla (PWMU.CO)
Fathin Najla – Pegiat APIMU
PWMU.CO – Hari-hari ini masyarakat digemparkan dengan kabar pedas mengenai keberpihakkan Muhammadiyah terhadap adanya tawaran izin tambang dari pemerintah. Hal ini menimbulkan sensitivitas yang cukup tinggi di kalangan warga persyarikatan maupun awam. Sebab, Muhammadiyah sejak awal selalu hadir sebagai patron yang memberikan angin segar dengan berbagai kebijakan yang solutif untuk masyarakat dan Negara. Alih-alih menyakiti, Muhammadiyah selalu dianggap khalayak sebagai sosok penolong dalam segala situasi, berkat kedermawanannya dalam berbagai sektor.
Menyoal perizinan tambang yang dianggap beberapa kolektif sebagai sebuah bentuk tindakan yang merusak, Muhammadiyah nampaknya mulai terlibat tarik ulur. Meski hingga hari ini belum nampak deklarasi secara resmi mengenai diterima atau menolak soal tawaran ini yang dirilis Muhammadiyah, namun kabar burung tersebut sudah membuat banyak masyarakat merasa resah dan mempertanyakan arah gerak Muhammadiyah dikemudian hari.
Mengenai ungkapan yang diujarkan oleh salah satu pengurus PP Muhammadiyah yang beredar di lini massa, bahwa masalah lingkungan dampaknya harus diminimalisir, hal ini menimbulkan banyak pertanyaan di kepala. Sebab, mayoritas orang tau bahwa hampir tak ada satu pun dampak kegiatan pertambangan yang ramah lingkungan. Satu-satunya dampak positif kegiatan pertambangan adalah ramah bagi dompet para pelakunya, yang dimaksudkan bahwa impact keberhasilan tambang akan sulit dirasakan masyarakat kelas bawah dan hanya bisa dinikmati oleh pemangku kedudukan. Seperti yang disebutkan dalam jurnal penelitian (Warrouw, 2012) bahwa dampak positif kegiatan pertambangan adalah meningkatkan devisa negara, meningkatkan pendapatan daerah, dan membuka lapangan kerja. Lantas, seluruh dampak tersebut apakah sebanding dengan kerusakan lingkungan hidup yang tentunya berdampak pada pemukiman warga.
111 tahun sudah Muhammadiyah telah menjadi salah satu pionir keberhasilan Negeri ini, konsistennya mewujudkan cita-citanya menjadikan masyarakat islam yang sebenar-benarnya, adil, makmur, dan diridhai Allah SWT, akankah mungkin untuk dimanifestasikan dengan terobosan keberpihakan pada kegiatan pertambangan?
Konsistensi Muhammadiyah dalam membangun Negeri tidak dapat dilunturkan dengan iklim yang menyudutkan ini, namun perlu diketahui bersama bahwa segala kebijakan yang dilontarkan akan memberikan dampak berkepanjangan yakni resistensi dalam internal Muhammadiyah.
Persoalan tambang memang sangat seksi, sebagaimana hasil riset yang telah dipublikasikan oleh Greenpeace Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa desa-desa yang bergantung pada sektor pertambangan cenderung memiliki akses yang lebih rendah terhadap pendidikan. Hal ini disebabkan oleh perpindahan tenaga kerja dari sektor pendidikan ke sektor tambang yang lebih menggiurkan secara finansial, namun mengabaikan pentingnya pendidikan jangka panjang.
Lebih lanjut, Greenpeace Indonesia juga melaporkan bahwa pertambangan memiliki dampak lingkungan yang signifikan, termasuk pencemaran air serta degradasi lingkungan. Pencemaran air yang diakibatkan oleh limbah tambang dapat merusak sumber air bersih masyarakat setempat, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan masyarakat. Degradasi lingkungan juga mengakibatkan hilangnya lahan produktif yang sebelumnya digunakan untuk pertanian, yang artinya, hal itu akan mengurangi ketahanan pangan lokal.
Tidak hanya itu, desa-desa yang mengandalkan sektor pertambangan juga dilaporkan memiliki fasilitas yang kurang memadai. Infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, dan fasilitas kesehatan sering kali terabaikan karena dana lebih banyak dialokasikan untuk kegiatan tambang daripada untuk pembangunan infrastruktur yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Selain itu, desa-desa yang mengandalkan sektor tambang cenderung memiliki akses yang lebih rendah terhadap teknologi komunikasi dan internet. Ini mengakibatkan kesenjangan digital yang semakin lebar antara desa-desa tersebut dengan daerah lain yang lebih berkembang. Padahal, akses terhadap teknologi komunikasi dan internet sangat penting dalam era digital ini untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat.
Kegiatan-kegiatan pertambangan di Indonesia memang seperti pisau bermata dua dalam hajat impian bersama yakni pembangunan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan, Menyoal kontribusinya, tentu akan terjadi lonjatan yang signifikan terhadap PDB dan penyedia lapangan kerja. Sayangnya, dari banyaknya penelitian menegaskan jika tidak ada tindakan pertambangan yang ramah lingkungan.
Data dari Greenpeace Indonesia ini menunjukkan betapa besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan terhadap masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, setiap kebijakan yang hendak disepakati dengan oleh Muhammadiyah, harus dikembalikan kepada cita-cita Muhammadiyah yang sebenar-benarnya.
Artinya, Muhammadiyah perlu mempertimbangkan dengan seksama segala dampak yang mungkin timbul dari tawaran izin tambang ini. Kebijakan yang diambil haruslah berdasarkan prinsip-prinsip keadilan, kemaslahatan, dan keberlanjutan. Muhammadiyah sebagai organisasi yang memiliki pengaruh besar di masyarakat harus tetap konsisten dengan misinya untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adil, makmur, dan diridhai Allah SWT.
Editor Teguh Imami