PWMU.CO – Pondok Pesantren MBS Al Amin Bojonegoro mengadakan sebuah acara penting untuk meningkatkan sinergi antara dewan asatidzah dan Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM), Selasa (22/7/2024).
Acara ini bertujuan untuk menyelaraskan program kerja kedua pihak sebagai bagian dari refleksi setengah periode kepemimpinan, serta membuka lembaran baru dalam pengembangan pesantren.
Mudir Pondok Pesantren MBS Al Amin Bojonegoro membuka dengan sambutan yang menekankan pentingnya proses kaderisasi di pondok. Menurutnya, proses kaderisasi dimulai dari lingkungan kamar, dilanjutkan dengan peran sebagai mudabbir, hingga akhirnya memegang posisi dalam organisasi santri tertinggi, yaitu IPM.
“Proses ini tidak hanya mengajarkan kepemimpinan, tetapi juga kemandirian. Kemandirian yang dimaksud adalah kemampuan santri untuk mengatur dan menyelesaikan masalah mereka sendiri,” ujarnya.
Acara ini berlangsung dari ba’da sholat Isya hingga pukul sembilan malam. Dalam pertemuan ini, para pengurus IPM mendengarkan penyampaian program kerja dari ustadz yang bertanggung jawab atas masing-masing bidang. Setiap ustadz menjelaskan program-program yang ada, dan para pengurus IPM berusaha untuk mengkorelasikan program-program tersebut dengan inisiatif mereka sendiri. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua program dapat berjalan dengan baik dan terintegrasi.
Untuk memaksimalkan hasil dari pertemuan ini, direncanakan pertemuan lanjutan di setiap bidang bersama ustadz yang bertanggung jawab. Misalnya, bidang Kajian Dakwah Islam (KDI), Lingkungan Hidup, Apresiasi Seni Budaya dan olahraga (ASBO), Advokasi Kebijakan Publik (AKP), Bahasa, dan bidang lainnya yang akan mengadakan pertemuan tersendiri. Ini bertujuan agar program-program yang dijalankan lebih terfokus dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing bidang.
Pentingnya sinergi antara dewan asatidzah dan IPM ditekankan karena banyaknya program yang telah direncanakan. Sinergi ini diharapkan dapat memastikan bahwa semua program dapat berjalan dengan optimal, sehingga pesantren dapat mencapai tujuannya menjadi institusi pendidikan yang gemilang. Harapan besar ditujukan pada upaya ini, yakni menciptakan pesantren yang mampu melahirkan banyak kader yang siap menjadi ujung tombak persyarikatan Muhammadiyah.
Dengan adanya integrasi dan sinergi yang baik, pesantren diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi tempat yang tidak hanya mendidik santri secara akademis, tetapi juga membentuk karakter dan jiwa kepemimpinan mereka.
Penulis Rayyan Naufal Asshoumi E Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun