PWMU.CO – Bangku yang sengaja disusun dengan bentuk menyerupai huruf U itu penuh ditempati oleh peserta baitul arqam dokter muda FK UM Surabaya, Jumat (26/7/2024).
Satu per satu peserta dari kanan ke kiri berhitung mulai angka satu hingga enam. Angka yang mereka sebutkan itulah menjadi nomor kelompoknya, dan terbentuk tujuh sampai delapan anggota per kelompok.
“Buatlah nama kelompok dengan nama seorang Tokoh Muhammadiyah!” ucap salah satu instruktur pelatihan baitul arqam, M Febrianto MSos.
Nama Mas Mansyur, Ahmad Dahlan, Haedar Nashir, dan Siti Walidah dipilih oleh kelompok satu sampai empat. Namun, ada yang menarik di kelompok lima dan enam. Mereka masing-masing mengambil nama Dokter Yusuf dan Dokter Tjatur sebagai nama kelompoknya.
Biografi Dokter Yusuf
Pemilik nama lengkap dr H M Jusuf Wibisono SpP(K) FCCP FIRS ini lahir 77 tahun silam di Boyolali pada tanggal 2 Januari 1947.
Pendidikan dokter, spesialis paru hingga konsultan paru beliau tempuh di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dari tahun 1965-1995. Keaktifan dalam organisasi terekam pada diri dokter yusuf. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Jawa Timur, Wakil ketua PDPI Pusat, Anggota Senat Mahasiswa Unair, dan Pimpinan KAHMI FK Unair.
Kecintaannya terhadap ilmu paru juga menjadikan dokter Yusuf sebagai Ketua Program Studi Paru FK Unair pada tahun 2002-2011. Tak hanya itu, darah Muhammadiyah yang diturunkan dari Ayahnya, Sahlan Dirjosuprato yang merupakan Ketua PDM Boyolali menjadikan dokter Yusuf aktif berkiprah dipersyarikatan.
Beliau pernah menjadi Wakil Dorektur RS Siti Khodijah Sepanjang selama 8 tahun, dan menjadi founding father FK UM Surabaya, yang hingga kini aktif menjadi dekan FK UM Surabaya.
Biografi Dokter Tjatur
Dokter yang dikenal sebagai seorang ustadz ini memiliki nama lengkap dr Tjatur Prijambodo MKes. Beliau lahir di Surabaya, 28 April 1971. Kepiawaiannya dalam memadukan ilmu kedokteran dengan ilmu agama banyak beliau tulis di Majalah Matan sejak tahun 2010, dan disampaikan dalam banyak majelis kajian keislaman.
Kisah inspiratif darinya bermula dari SMA. Semasa remaja dokter Tjatur pandai menghidupi dirinya dengan uang ngamen hasil didikan les musik yang ditempuhnya. Hingga lulus SMA kemudian menempuh pendidikan dokter di Universitas Brawijaya pada tahun 1996.
Saat menjadi dokter muda, beliau gunakan waktunya untuk lebih banyak mengaplikasikan ilmu kedokteran yang dimilikinya untuk kemanusiaan. Lebih dari seribu layanan khitan pernah beliau lakukan saat menjadi dokter muda.
Saat gempa Aceh tahun 2024, dokter Tjatur adalah seorang dokter muda yang diterjunkan oleh PWM Jawa Timur berdasarkan instruksi PP Muhammadiyah ke Lhoksemauwe.
Kemudian, saat gempa Yogyakarta beliau juga turun ke lapangan dan banyak lagi pengalaman kebencanaan yang pernah dia jalani mulai saat menjadi dokter muda.
Dokter yang juga merupakan Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan ini memiliki keluarga yang harmonis. Bersama istri tercintanya, Trinil Anies Widiastuti beliau dikaruniai dua putra bernama M Naufal Al Fajr dan M Hafizh Al Ghifary, serta dua putri bernama Fayza Arsy Kamila, dan Farah Naura Shabrina.
Dari segudang kisah dan pencapaian inspiratif kedua tokoh tersebut, tak heran jika mahasiswa FK UM Surabaya menjadikannya sosok panutan dan mengabadikannya sebagai nama kelompok pada baitul arqam dokter muda 2024 ini.
Di antara anggota kelompok dokter Yusuf adalah Desi Arsitawati, Erlinda Prawisti, Alyaa Shafira, Adinda Maharani, Ahmad fauzan, M Fattah Adyono, dan Ridha Dwi Saputri
Serta anggota kelompok dokter Tjatur adalah Hendy Marseta Putra, Faradea Rizki Febianti, Adinda Rahmawati, Ayu Nur As’ari, Dian Novita Andriati, Renaldi Suparlan, Freyanitta Ananda Arfianto, dan Yova Yurisqi Dian S
Penulis Rahma Ismayanti Editor Zahra Putri Pratiwig