Reyhan Iftitan Ramadhanu, Siswa kelas IX C SMP Muhi bersama Maestro tari Banyuwangi Sobiri Sofyan (kaos ungu), Kamis (1/8/2024). (Abdul Muntholib/PWMU.CO).
PWMU.CO – Reyhan Iftitan Ramadhanu (IX C) siswa SMP Muhammadiyah 1 (SMP Muhi) Genteng Banyuwangi bersilaturahmi ke maestro seni budaya tari Banyuwangi Sobari Sofyan, Kamis (1/8/2024). Ia menimba ilmu ke seniman tersebut di Kampung Melayu, Kecamatan Kota, Kabupaten Banyuwangi.
Impian sejak Lama
Sejak lama Reyhan (sapaan akrabnya) ingin bertemu dengan pengarang tari gandrung Marsan yang sangat fenomenal itu karena ia masih teringat saat menjadi juara 2 lomba bercerita tingkat kabupaten 2022 silam.
Menampilkan kisah gandrung Marsan yang terbalut dengan iringan gendang tradisional dan sedikit koreografi yang ia mainkan sendiri, membuat Reyhan penasaran ingin bertemu dengan empunya.
Kebetulan hari itu Ibunda Reyhan ada acara ke Banyuwangi kota pukul 14.00 WIB. Tanpa banyak cakap, ia langsung ikut dengan tujuan menemui pak Sobari. Sepulang sekolah, mereka berangkat menuju Banyuwangi kota yang menempuh perjalanan selama 45 menit.
Tidak sedikit kisah inspiratif dari sang maestro terutama cerita masa kecilnya yang mempunyai semangat luar biasa dalam membantu orang tuanya.
“Waktu saya usia kamu, kami berjualan gorengan berangkat dari rumah pukul dua dini hari menjajakan pisang goreng di sekitar pantai boom (sekarang marina, red) sampai pukul enam kemudian berangkat sekolah. Pulang sekolah dilanjutkan jualan es di sekitar pantai” kenang mbah Sobari.
Maestro yang Berkeliling Dunia
Kini mbah Sobari yang berusia 65 tahun tetap semangat mengasuh sanggar tarinya “Sayu Grinsing” dan banyak karya tari tradisional Banyuwangi yang telah ia hasilkan.
Ada sekitar 100 lebih tari dengan yang paling terkenal adalah tari Jaripah dan Gandrung Marsan hingga mengantarkan mbah Sobari mendapatkan undangan ke beberapa negara Asia maupun Eropa.
Ada momen menarik saat Reyhan bertanya negara mana yang paling berkesan bagi mbah Sobari saat menampilkan karyanya. “Prancis bahkan sampai dua kali kami diundang kesana” ujar mbah Sobari.
“Sedang untuk tingkat Asia seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang yang paling berkesan Korea Utara” imbuhnya.
Setelah berbincang cukup lama, akhirnya Siswa SMP Muhi dan bundanya tersebut berpamitan pulang. Tidak lupa, mbah Sobari juga berpesan kepada Reyhan. “Hati-hati di jalan. Nanti kalau mau mengikuti lomba silakan datang kemari akan saya bantu penyesuain kostum, koreo yang nyambung dengan judal yang dibawakan” ungkapnya.
Penulis Abdul Muntholib, Editor Danar Trivasya Fikri