PWMU.CO – Departemen Pendidikan dan Penelitian (Pelita) Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur menggelar sekolah parenting secara daring, Selasa (6/8/2024).
Sekolah parenting menjadi bukti tindak lanjut dari sekolah parenting yang digelar oleh Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyah (PPNA) beberapa bulan lalu.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 18.00 hingga pukul 20.15 WIB ini diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang profesi dan Organisasi Otonom (Ortom), khususnya Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) se-Jawa Timur.
Departemen Pendidikan dan Penelitian yang terdiri dari Ria Pusvita Sari, Nur Afni Rachman, Yenik Kholifatul Laila, dan Nurul Mawaridah, menjadi penyelenggara kegiatan ini.
Di awal sesi, Ketua PWNA Jawa Timur Desi Ratnasari SH memberikan sambutan. Dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama, yaitu “Toxic Parents,” yang disampaikan oleh Ria Pusvita Sari MPd.
Menurutnya, toxic parenting adalah pola pengasuhan yang keliru dan tanpa sadar dapat melukai psikologis anak. Pola ini kerap dilakukan oleh orang tua yang kasar, tidak dewasa, serta memiliki gangguan mental.
“Orang tua yang seperti ini biasanya juga mengalami toxic parenting dari orang tuanya dulu. Namun, toxic parenting dapat juga dilakukan oleh orang tua normal yang tanpa sadar menjadi ‘racun’ bagi psikologis anak,” jelas Yunda Vita, sapaan narasumber pertama ini.
Ia menekankan pentingnya menghindari sikap overprotektif, ekspektasi terlalu tinggi, egoisme, dan hukuman dengan kekerasan.
Materi kedua disampaikan oleh Nur Afni Rachman MMedKom, yang membahas “Keterampilan Sosial dan Kemandirian Anak.”
Ia menjelaskan bahwa keterampilan sosial yang diperoleh anak saat bersosialisasi dengan orang-orang di sekelilingnya sangat penting untuk menentukan hubungannya dengan orang lain.
“Kemandirian bukanlah sebuah kondisi yang telah ada, namun kemandirian timbul melalui sebuah proses dan adanya ruang bagi anak untuk melakukan hal yang diinginkannya,” pungkas Yunda Afni. (*)
Penulis Nurul Mawaridah Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan