PWMU.CO – Keadaan darurat sering kali datang tanpa diduga, termasuk kecelakaan dan situasi kritis seperti kejang, tersedak, luka bakar, dan kehilangan kesadaran. Dalam banyak kasus, penolong pertama biasanya adalah warga sekitar atau anggota keluarga namun, masih banyak kebingungan yang terjadi saat memberikan pertolongan pertama kepada korban.
Menanggapi permasalahan tersebut, Kelompok KKN-PCR Mulyorejo 29 dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) mengadakan Workshop First Aid yang ditujukan untuk kalangan ibu rumah tangga dari PCA Mulyorejo. Kegiatan ini digelar di rumah kader PCA, Ibu Homsiyah, jalan Kalisari Damen, Surabaya pada Minggu (28/07/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh 48 ibu-ibu PCA. Mereka sangat antusias untuk belajar memberikan pertolongan pertama pada korban.
Workshop dimulai dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal peserta dan dilanjutkan dengan pemberian materi oleh tiga narasumber.
Narasumber pertama adalah perawat RSIA Kendang Sari MERR Dita Rahmawati Amd Kep. Ia memberikan materi tentang prinsip 3A dalam pertolongan pasien (Aman diri, Aman lingkungan, Aman korban). Selain itu, ia juga menyampaikan materi terkait penanganan kejang beserta mitos dan faktanya serta penanganan korban tersedak dengan teknik Heimlich maneuver dan back blow.
Dita juga menyampaikan bahwa pemberian kopi pada korban kejang bukanlah tindakan yang benar karena dapat menyebabkan tersedak dan membahayakan nyawa korban.
Selanjutnya, pemateri kedua dari RSM PKU Surabaya Syaiful Rochman Amd Kep. Ia memberikan materi mengenai cara menangani korban yang tidak sadar dan juga cara pemasangan bidai. Pada korban yang tidak sadar, penting untuk memeriksa pernapasan dan nadi karotis.
Jika korban bernapas namun tidak sadar, korban dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri. Jika korban tidak bernapas, perlu dilakukan pijat jantung. Dalam penanganan luka tusuk, benda yang menancap tidak boleh dilepas sembarangan hal itu bertujuan untuk mengurangi pendarahan.
Narasumber ketiga Quratul Mawaddah Amd Kep dari RS Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang. Ia menyampaikan materi tentang penanganan luka bakar, perawatan luka, dan penggunaan bidai. Luka bakar sering terjadi di lingkungan rumah tangga yang disebabkan oleh beberapa hal seperti, terkena minyak panas, air panas dan knalpot.
Pertolongan pertama pada luka bakar yakni dengan mengguyurkan air mengalir dan segera membawa korban ke rumah sakit. Bidai dapat digunakan untuk memfiksasi patah tulang menggunakan alat sederhana seperti, kardus dan jilbab sebagai pengikat.
Kegiatan ini diakhiri dengan post-test dan pembagian hadiah untuk peserta yang aktif bertanya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para ibu rumah tangga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memberikan pertolongan pertama dalam situasi darurat. Adanya pelatihan ini nantinya juga dapat membantu meminimalisir risiko yang lebih besar sebelum bantuan medis tiba atau sampai pada fasilitas Kesehatan terdekat. (*)
Penulis Dinda Rukmana Editor Ni’matul Faizah