Foto bersama peserta dan pemateri Ngaji Malam Sabtu (Jamastu) AMM Kota Kediri, Jumat (9/8/2024). (Istimewa/PWMU.CO).
PWMU.CO – Jumat, Malam Sabtu (9/8/2024) di Kantor PCM Pesantren Kota Kediri yang menawan dan asri, berlangsung pertemuan istimewa yang memancarkan semangat dan harapan.
Suasana sejuk dan estetis kantor tersebut menjadikan tempat yang sempurna untuk merefleksikan pemikiran serta menggali gagasan-gagasan baru demi kemajuan Muhammadiyah Kota Kediri.
Ngaji Malam Sabtu (Jamastu)
Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama dari serangkaian acara ngaji malam Sabtu (Jamastu) yang merupakan kolaborasi beberapa majelis dan lembaga, serta termotori oleh Angkatan Muda Muhammadiyah Kota Kediri.
Dengan semangat yang menggebu, mereka berkumpul untuk mendalami tema yang sangat penting: “Tantangan Pendidikan Muhammadiyah”.
Adapun pemateri yang pada malam itu adalah Wakil Ketua PDM Kota Kediri Yudi Kariyanto, serta Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF H Sony Tataq Setia Suwasono.
Selain itu, sebenarnya terjadwalkan hadir juga Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga Gatot Lestari. Namun, nama terakhir urung datang karena sakit.
Sony, panggilan akrab Ketua Majelis Dikdasmen Kota Kediri membahas visi pendidikan Muhammadiyah yang tercetuskan oleh Kyai Dahlan. Visi tersebut adalah mencetak manusia yang bukan hanya ulama intelek, tetapi juga intelek ulama. Yaitu, individu yang memiliki keteguhan iman, ilmu yang mendalam, serta kekuatan jasmani dan rohani.
Beliau menjelaskan bagaimana pendidikan Muhammadiyah seharusnya mengintegrasikan agama dan pengetahuan umum. Hal ini menjadi fenomena yang tidak hanya relevan di masa lalu, tetapi juga sangat penting di konteks zaman kini.
Pensiunan kepala Sekolah yang terkenal bertangan dingin dalam membesarkan beberapa SMA Negeri di Kota Kediri itu menekankan pentingnya sistem pendidikan integralistik. Pasalnya, hal itu merupakan warisan untuk terus tereksplorasi dan tersesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta metodologi pendidikan.
Sekolah Unggulan Muhammadiyah
Lebih lanjut, beliau juga memberikan perhatian khusus pada manajemen sekolah unggul sebagai fokus Muhammadiyah. Program Sekolah Unggulan Muhammadiyah bertujuan agar dapat menciptakan lembaga pendidikan yang menjadi panutan dan rujukan dalam hal kualitas pendidikan.
Namun, Sony juga menyadari tantangan besar di depan, yaitu perlunya merekrut lebih banyak guru dan memberikan mereka pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Muhammadiyah.
“Kita baru saja kehilangan 23 guru potensial yang diterima PPPK, maka kita perlu bergerak lagi dan rekrutmen. Saya juga berharap nantinya semua guru mendapatkan materi tentang kemuhammadiyahan, agar mereka dapat menanamkan spirit Muhammadiyah dalam proses pengajaran” ujarnya.
Pria yang terakhir menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAN 2 Kediri itu juga terus memberikan optimistisme. “Mari kita tingkatkan semangat dalam bermuhammadiyah dan menyebarluaskan kurikulum Ismuba (Al-Islam, KeMuhammadiyahan, dan Bahasa Arab) sebagai pembiasaan” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Pertemuan malam itu berakhir dengan suasana yang penuh semangat dan optimisme. Para peserta pulang dengan pikiran yang segar dan hati yang bersemangat, siap untuk membawa perubahan positif bagi pendidikan di Kota Kediri.
Semoga setiap langkah mereka akan menjadi kontribusi berharga bagi masa depan Muhammadiyah yang lebih baik.
Penulis Putra Bintan Adi Nugroho, Editor Danar Trivasya Fikri