PWMU.CO – Dialog antara penghuni surga dan penghuni neraka pada tafsir surat al-A’raf ayat 48-51 menjadi bahasan dalam kajian tafsir al-Quran yang bertempat di Gedung Al-Insyirah SD Muhammadiyah 18 Surabaya, Jumat (9/8/2024).
Kajian tafsir al-Quran tematik ini menghadirkan penceramah Drs Musyafa’, anggota divisi pengembangan potensi masjid, majelis tabligh PWM Jatim.
Kajian ini berhasil menggugah hati para guru dan karyawan serta segenap civitas akademika SD Muhammadiyah 18 Surabaya untuk melakukan muhasabah diri.
Tafsir al-A’raf ayat 48-51
Musyafa’ menjelaskan bahwa ayat-ayat tersebut menggambarkan percakapan antara penghuni surga dan penghuni neraka. Penghuni surga mengingatkan penghuni neraka akan kesia-siaan harta dan kesombongan yang mereka kumpulkan di dunia.
“Bahwa penghuni surga dan neraka dapat saling melihat dan berkomunikasi pada suatu tempat yang dinamakan A’raf, yaitu tempat di antara surga dan neraka yang dihuni oleh orang-orang yang belum jelas statusnya,” jelasnya.
“Orang-orang yang belum jelas statusnya mungkin memiliki amal baik dan buruk yang seimbang atau belum menyelesaikan kewajiban agamanya,” katanya.
Ia mengatakan, “dialog antara penghuni surga dan neraka dalam ayat tersebut menjadi pelajaran berharga bagi kita semua bahwa harta yang kita kumpulkan dan kesombongan yang kita umbar tidak akan berarti apa-apa di akhirat,”.
“Allah SWT mengharamkan nikmat surga bagi penghuni neraka karena berbuat dosa dan mengingkari nikmat-Nya,” lanjutnya.
Musyafa’ berpesan agar kita harus bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan dan tidak terperdaya oleh harta dan kesenangan duniawi.
Salah satu kesenangan duniawi menurut Musyafa’ adalah kecanduan smartphone. Dalam ceramahnya, beliau menyoroti bagaimana penggunaan gawai (Handphone) yang berlebihan dapat mengalihkan perhatian dari ibadah dan menjauhkan diri dari Allah SWT.
Kesan Peserta
Salah satu peserta kajian, Achmad Barizi, mengaku terinspirasi dengan kajian tersebut. “Saya jadi lebih sadar akan pentingnya beramal saleh dan tidak terlena dengan duniawi,” ujarnya.
Setiap perbuatan kita di dunia akan berdampak pada kehidupan akhirat. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan mendapatkan surga, sedangkan orang-orang yang kufur dan berbuat dosa akan masuk neraka.
Terakhir, Musyafa’ mengingatkan agar kita berpegang teguh pada iman dan amal saleh. Iman tanpa amal saleh tidaklah sempurna. Kita harus mengimbangi iman kita dengan perbuatan baik agar mendapatkan ridha Allah SWT.
Penulis Desy Kriswintari Editor Zahra Putri Pratiwig