Peran Strategis IMM: Mengawal Kemerdekaan dan Membangun Peradaban Indonesia: Oleh Alfain Jalaluddin Ramadlan (Ketua RPK PC IMM Lamongan dan Wakil Sekretaris LSBO PDM Lamongan)
PWMU.CO – Pada hari ini, Sabtu (17/8/2024) dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia, kita kembali diingatkan akan nilai-nilai luhur yang telah menjadi fondasi berdirinya negara kita tercinta.
Proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukanlah sesuatu yang terjadi secara instan. Perjuangan menuju kemerdekaan melewati perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan dan pengorbanan.
Perjuangan ini tidak hanya melibatkan kekuatan fisik, tetapi juga persatuan yang dilandasi oleh keinginan untuk hidup bersama dalam harmoni, melalui saling pengertian dan kesepahaman.
Salah satu tonggak penting dalam perjuangan tersebut adalah Sumpah Pemuda, yang menyatukan semangat nasionalisme dengan tujuan bersama yaitu satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia.
Kebinekaan Indonesia adalah hasil dari proses panjang yang membawa kita pada persatuan yang kokoh. Dari keragaman suku, ras, budaya, dan agama, kita berhasil membangun kesepakatan untuk bersatu dalam bingkai NKRI, dengan Pancasila sebagai dasar falsafah, UUD 1945 sebagai konstitusi, dan semangat persatuan sebagai pengikat.
Peran setiap elemen bangsa sangatlah penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan, untuk mewujudkan negara yang damai, adil, berdaulat, dan berkemajuan.
Dalam konteks ini, peran pemuda, khususnya mahasiswa sebagai organisatoris, menjadi sangat vital. Mereka adalah tonggak perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.
Sebagai contoh, kita melihat peran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dalam sejarah bangsa ini. Pada tahun 1998, di tengah ketegangan politik, IMM berani tampil dengan sikap kritis, melakukan demonstrasi menggunakan bendera organisasi setelah peristiwa penembakan Trisakti.
IMM tidak gentar meski organisasi mahasiswa ekstra lain takut karena ancaman pembubaran. Sikap kritis IMM terus tumbuh hingga masa kepemimpinan Habibie dan Gus Dur, dengan pembentukan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muhammadiyah (Kammu) yang menjadikan Prof Amien Rais sebagai titik sentral pergerakan.
Perjuangan IMM tidak berhenti di sana. IMM terus membumikan gagasan dan membangun peradaban dengan berbagai karya intelektual.
Peluncuran buku IMM di Era 4.0: Refleksi dan Harapan, serta program Djazman English Scholarship TOEFL Class adalah bukti nyata komitmen IMM dalam memberdayakan kader untuk menduniakan gerakan IMM demi Indonesia dan umat yang berkemajuan.
Kemerdekaan yang kita nikmati hari ini bukanlah sekadar kebebasan dari penjajahan fisik. Lebih dari itu, kemerdekaan berarti kebebasan dalam berpikir, berkreasi, dan berinovasi.
Agen Perubahan
Mahasiswa Muhammadiyah, sebagai bagian dari generasi muda, dituntut untuk menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan bagi bangsa. Kita tidak boleh hanya menjadi penonton dalam perubahan global, tetapi harus menjadi pelaku utama yang membawa Indonesia menuju kejayaannya.
Peran kita sebagai mahasiswa tidak terbatas pada ruang kelas, tetapi juga dalam kegiatan sosial, budaya, dan politik. Kita harus menjadi motor penggerak yang mengedepankan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin, serta berjuang untuk keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Melalui kajian ilmiah, diskusi kritis, dan aksi sosial, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil, makmur, dan beradab.
Di usia yang ke-79 ini, Indonesia membutuhkan anak-anak muda yang berani, cerdas, dan berintegritas. Anak-anak muda yang siap memimpin dengan hikmah kebijaksanaan, yang mengutamakan musyawarah, dan yang senantiasa berjuang demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Saya mengajak kita semua untuk menjadikan momen peringatan kemerdekaan ini sebagai titik tolak untuk berbuat lebih banyak bagi bangsa. Sebagai mahasiswa, sebagai kader Muhammadiyah, kita adalah penerus estafet perjuangan. Mari kita terus berkarya, terus berinovasi, dan terus berjuang untuk Indonesia yang lebih baik.
Dirgahayu Republik Indonesia! Semoga Allah Swt senantiasa memberkahi perjuangan kita semua.
IMM, Jaya!
Editor Azrohal Hasan