PWMU.CO – Suasana duka masih menyelimuti keluarga besar SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jawa Timur, pada Senin (19/8/2024), saat mereka kembali menjalani aktivitas sekolah.
Hari itu menjadi hari yang berat, terutama bagi para siswa dan guru, karena mereka harus menghadapi kenyataan pahit kepergian salah satu siswa kelas I Lion, Mauza Hamka Firmansyah.
Malaikat kecil ini berpulang pada Ahad pagi (18/8/2024) di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya. Untuk menghormati dan mengenang Hamka, siswa SDMM mengadakan shalat ghaib yang diikuti oleh seluruh siswa kelas IV hingga VI di aula sekolah.
Setelah briefing pagi, Koordinator Kesiswaan, Ustazah Niswatul Mujtahidah SE mengumumkan pelaksanaan shalat ghaib tersebut. Para siswa segera berbondong menuju aula untuk mengikuti shalat yang dipimpin oleh Ustaz Ahmad Faizun, SSos.
Bagi banyak siswa, ini adalah pengalaman pertama mereka melaksanakan shalat ghaib di sekolah. Ustaz Ahmad Faizun, seorang alumnus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, memberikan penjelasan singkat mengenai tata cara shalat ghaib.
“Shalat ghaib adalah shalat yang dilakukan untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia, namun jenazahnya tidak ada di hadapan kita,” jelasnya.
“Sebagai bentuk penghormatan kita kepada adik Mauza Hamka Firmansyah, kita laksanakan shalat ghaib pagi ini. Insya Allah, adik Hamka sudah berada di surganya Allah SWT, tanpa dihisab. Kelak, ia akan menggandeng tangan kedua orang tuanya untuk masuk ke surga-Nya,” lanjut Ustaz Ahmad, memberikan penghiburan kepada para siswa.
Ia juga mengingatkan bahwa anak yang meninggal sebelum baligh dijamin masuk surga oleh Allah Swt, karena masih dalam keadaan fitrah.
“Ini menjadi tabungan berharga bagi kedua orang tuanya di akhirat,” tambahnya, sebelum mengajak seluruh siswa untuk berdoa bersama agar keluarga Hamka diberi kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini.
Perhatian dari Kakak Kelas
Ida Poerwaningrum, SPd, wali kelas I Lion, tempat Hamka belajar, menceritakan betapa banyaknya siswa kelas besar yang datang ke ruang kelas I Lion sejak pagi. Mereka ingin melihat loker Hamka dan mengenang wajah cerianya. Teman-teman sekelasnya pun sudah merindukan kehadiran Hamka dan kura-kura yang sering ia bawa ke sekolah.
Meskipun hanya belajar selama 15 hari di SDMM, Hamka meninggalkan kesan mendalam bagi Ustazah Ida dan Ustazah Ajeng, guru kelas dan pendamping di kelas I Lion.
“Hamka dengan segala keunikannya, ceria dan senyumnya membuat kami semua rindu,” ungkap Ustazah Ida. “Saya ingat, saat dia berbicara, selalu begitu ekspresif,” tambahnya, mengenang momen bersama Hamka.
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Selamat jalan, Malaikat kecil kami. Semoga engkau tenang di surga-Nya. (*)
Penulis Muhammad Ilham Yahya Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan