PWMU.CO – SD Muhammadiyah 01 Tanggul (SD Muhita) Jember menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Kelas al-Quran pada hari Jumat-Sabtu (16-17/8/2024).
Acara yang bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Indonesia ini diselenggarakan di aula kampus 1 SD Muhita dan dihadiri oleh para guru al-Quran dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA cabang Muhammadiyah Tanggul, Jember.
Dalam acara ini, narasumber yang dihadirkan adalah Konsultan Manajemen Pembelajaran al-Quran, Ustadz Adhan Sanusi Lc.
Koordinator Pembelajaran al-Quran SD Muhita, Husnul Khotimah SPdI menjelaskan mengenai beberapa poin penting yang diterima guru-guru al-Quran saat mengikuti pelatihan ini. Materi tersebut akan menjadi fondasi sebelum membaca dan menghafal al-Quran.
“Jadi kalau ingin ngajinya bagus ada beberapa poin yang harus dikuasai yaitu mengenal huruf dengan makhraj yang benar, menguasai panjang 2 harakat, membaca sukun tasydid dengan benar. Insyaallah kalau guru sudah menguasai 3 poin tadi maka ngajinya akan fasih,” jelas Husnul
Dalam pemaparannya, Adhan menjelaskan bahwa selama ini guru al-Quran sering menggunakan metode privat dalam pengajarannya. Agar pembelajaran lebih efektif, maka perlu dilakukan pembelajaran menggunakan metode klasikal dengan berkelompok.
Dalam metode klasikal, guru mencontohkan setiap baris di papan lalu siswa-siswi menirukan, kemudian siswa ditunjuk untuk menirukan. Metode ini juga membuat suasana kelas lebih kondusif.
Khotim mengatakan bahwa kegiatan ini memiliki banyak manfaat.
“Banyak sekali manfaatnya, pertama, dapat menambah semangat semua elemen di lembaga sekolah, baik kepala sekolah, guru dan khususnya saya sebagai koordinator al-Quran. Kedua, menambah ilmu-ilmu baru yang insyaallah akan kami terapkan di lembaga nantinya,” jelasnya.
.
“Pemateri sangat enak dalam menyampaikan materi, sehingga apa yang disampaikan bisa masuk dan “ngena”. Banyak sekali ilmu yang sebelumnya kami belum tahu, sekarang bisa tahu. Kalimat yang saya kutip dari beliau yaitu Metode lebih penting dari materi, guru lebih penting dari metode, spirit seorang guru lebih penting dari guru itu sendiri,” imbuhnya. (*)
Penulis Muhammad Arief Editor Ni’matul Faizah