Muhammad Eriqson Hertin bersama Kaprodi Komunikasi UMM Nasrullah dalam Yudisium FISIP UMM Periode IV tahun 2024. (Humas/PWMU.CO).
PWMU.CO – Muhammad Areqson Hertin resmi menjadi lulusan terbaik Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ia berhasil meraih IPK 3,91 pada Yudisium Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM, Selasa (20/8/2024).
Putra asli Bangka Belitung ini menyelesaikan studinya 3,9 tahun. Ini artinya Areqson lulus sedikit lebih cepat dari target empat tahun.
Kunci Sukses Areqson
“Saya memang cukup terstruktur ya orangnya, dan cukup memiliki tujuan kedepannya mau kemana dan bagaimana, makanya dari awal semester saya sudah memproyeksikan nantinya semester 1 sampai 3 saya cari pengalaman dulu dari organisasi di kampus” tutur Areqson.
Itulah sebabnya dia aktif di Himpunan Mahasiswa Komunikasi (Himakom) UMM sebagai kepala divisi.
Kemudian pada semester 4 hingga 5, alumni SMAN 1 Tanjung Pandan Belitung ini mulai lebih fokus ke akademik dan mencari pengalaman praktik. Seperti fokus ikut lomba-lomba di bidang ke-PR-an dan juga marcom.
Sejumlah prestasi yang pernah putra pasangan Hence dan Tartini ini raih selama studi baik di bidang akademik maupun non akademik. Tidak hanya pada skala nasional, namun juga internasional.
Pada gelaran International Communication Competition (ICC) kerjasama Binus University, UiTM Malaka, University of Santo Tomas Filipina dan UMM, Areqson meraih juara 3. Selain itu, ia juga meraih semifinalis Nasional Business Case Competition dari Universitas Airlangga, dan runner up lomba PR SILAT APIK tahun 2022 sekaligus juga sebagai best presenter paper ilmiah di SILAT APIK PTMA.
Kemudian pada bidang non akademik, Areqson pernah meraih juara 3 Rektor Cup Taekwondo UMM. “Banyak lomba lain yang saya ikuti, walau tidak semua dapat juara, karena saya fokus pada mencari pengalaman” akunya.
Aktif Dalam dan Luar Kampus
Selanjutnya pada semester 6 sampai 8, Areqson memilih untuk fokus ke pengalaman luar kampus. Salah satu pengalamannya adalah menjadi awardee program kampus merdeka/MBKM.
“Alhamdulillah saya mendapat kesempatan dua kali ikut program MBKM ini di perusahaan PT Trans Retail Indonesia/Transmart dan yang kedua di salah satu BUMN yang bergerak di bidang real estate yaitu Perum Perumnas” terangnya.
Selain aktif dalam beberapa kegiatan, Areqson mengaku tidak melupakan tugasnya sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu. “Alhamdulillah saya berhasil lulus 3,9 tahun dengan IPK 3,91” tuturnya bangga.
Capaian ini membuat Areqson merasa berterima kasih kepada Prodi Komunikasi UMM. Menurutnya, visi prodi ini sudah melampaui keinginannya sehingga memberi kesempatan baginya mengembangkan bakat dan pengalaman di dunia akademik dan dunia kerja.
Tidak lupa, Areqson berpesan kepada adik kelasnya agar selalu ingat untuk terus semangat mencari pengalaman sebanyak-banyaknya, baik di dalam kampus maupun di luar kampus. “Pengalaman praktis yang kalian dapatkan akan sangat berharga dan dapat membuka banyak peluang di masa depan.”
Menurut Areqson, jangan hanya fokus pada satu bidang saja, tapi juga terus mencoba untuk mengeksplorasi berbagai aspek komunikasi. “Selagi masih ada kesempatan sebagai mahasiswa, manfaatkan waktu untuk mempelajari berbagai bidang dan keterampilan yang berbeda” pesannya.
Gunakan Media Digital dengan Bijak
Di sisi lain, Dekan FISIP UMM Prof Muslimin Machmud berpesan agar para alumni memanfaatkan media digital dengan bijak. Sebab, dunia kerja akan memantau jejak digital sebagai pertimbangan penting sebagai untuk menjadi human resource perusahaannya.
“Tinggalkan jejak digital yang baik di berbagai platform di media sosial. Dunia kerja akan memantau anda melalui jejak digital Anda sebagai portofolio” pesannya seraya meminta agar lulusan senantiasa memohon doa restu orang tua.
Selain Areqson, posisi terbaik kedua dan ketiga Komunikasi UMM adalah Yunita Cinthya Triswastantika dengan IPK 3,86 dan Firman Aldiansyah juga dengan IPK 3,86.
Pada Yudisium kali ini, Komunikasi UMM melepas 147 lulusan. Kaprodi Nasrullah menyatakan para lulusan sebagian besar memenuhi kriteria lulus tepat waktu, beberapa di antaranya bahkan lulus lewat jalur karya projek non-skripsi.
Penulis Nasrullah, Editor Danar Trivasya Fikri