PWMU.CO – Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Bojonegoro, Mustadjid SAg mengajak guru dan pegawai SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro (Mudabo) kenang sejarah berdirinya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) khususnya di dunia pendidikan, Sabtu (24/8/2024).
Kegiatan Rihlah Pendidikan ini dilakukan di gedung SD Mudabo lantai 3, jalan Untung Suropati nomor 44 Sumbang, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.
Pada kegiatan ini Mustadjid menjelaskan mengenai perjuangan KH Ahmad Dahlan yang sangatlah luar biasa. Ia menjelaskan bahwa sebelum didirikannya persyarikatan, KH Dahlan nekat mendirikan sekolah dengan hanya berbekal ilmu yang telah dipelajari.
“Pendiri sekolah Muhammadiyah ini hidupnya sepenuhnya diserahkan kepada Allah, tanpa berbekal uang sepeser pun tapi dengan sepenuh hati berjuang mengamalkan ilmunya,” jelasnya
“Dahulu para anak-anak didik KH Dahlan tidak dipungut biaya sepeser pun untuk pendidikan, tetapi dengan berbekal keterampilannya menjual sandal “gapyak” di pasar, uang itu dikumpulkan, lalu membeli kapur untuk media pembelajaran,” tuturnya
“Begitu hebat perjuangan beliau, maka dari itu dengan perkembangan sekolah-sekolah Muhammadiyah yang begitu pesat, sudah seharusnya kita merawat dan menjaga nama besar itu sebagai tanggung jawab kita,” ajaknya.
Ia menambahkan bahwa SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro merupakan sekolah Muhammadiyah pertama yang didirikan di bawah naungan PDM Bojonegoro.
Sekolah yang didirikan 19 tahun lalu ini, kini sudah berkembang sangat pesat yang mana hari ini PPDB tahun ajaran 2025/2026 sudah terpenuhi.
“Sudah sepatutnya kita bersyukur atas perkembangan ini, tetapi bapak dan ibu juga harus ingat bahwa sesuatu yang besar dan kuat harus dirawat dengan baik pula. Jika tidak, maka akan rapuh,” tegasnya
Ia juga menjelaskan bahwa hal ini sama dengan sebuah besi yang kuat dan kokoh, namun jika besi itu dibiarkan panas kepanasan, hujan kehujanan, besi itu akan berkarat dan rapuh. Besi yang seperti itu sudah tidak akan digunakan. Oleh karena itu, tanggung jawab guru dan pegawai SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro adalah merawat sekolah ini agar tidak rapuh seperti besi yang berkarat. (*)
Penulis Dini Faizatunni’am Editor Ni’matul Faizah