PWMU.CO – Festival Pers dan Literasi Muhammadiyah 2024 di Universitas Muhammadiyah Surakarta tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga sebuah perjalanan menyelami kearifan lokal dan semangat literasi yang mengakar kuat di Indonesia.
Selama dua hari, Sabtu-Ahad, 24-25 Agustus 2024, kegiatan yang digelar oleh Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Lembaga Budaya, Seni dan Olahraga Pimpinan Pusat Aisyiyah ini menjadi magnet bagi para pegiat literasi, seni dan budaya, jurnalis, akademisi, terkhusus media Afiliasi Muhamadiyah dari berbagai penjuru Tanah Air.
Pagi itu, ketika saya bersama tim PWMU.CO memasuki Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta, suasana sudah ramai. Stand-stand penerbit buku, media persyarikatan, hingga komunitas literasi berjajar rapi, menampilkan karya-karya terbaik mereka.
Aroma teh, kopi, dan beberapa cemilan khas Solo menguar dari salah satu sudut ruangan, mengundang setiap peserta untuk berhenti sejenak, menyeruput hangatnya sambil berbincang tentang dunia literasi yang tiada habisnya.
Festival ini terasa istimewa karena kehadiran narasumber ternama, seperti anggota Dewan Pers, penggerak pustaka, budayawan Muhammadiyah, Lembaga UKW Universitas Muhammadiyah Jakarta, wartawan Kompas yang mengupas tuntas trik menulis feature dan opini. Dalam sesinya, Khairina berbagi pengalaman tentang pentingnya menggali sudut pandang yang unik dalam menulis feature.
“Kita harus memiliki nose for news, kepekaan untuk menemukan cerita di balik peristiwa yang mungkin terlihat biasa saja,” ujarnya sambil memberikan contoh-contoh tulisan feature yang memikat dari pengalamannya sebagai jurnalis.
Salah satu momen yang paling berkesan adalah saat Matheus Bender, peneliti sosiologi asal Brazil, berbagi cerita tentang penelitiannya di Indonesia.
Dengan semangat yang tulus, Matheus menceritakan bagaimana Indonesia, menurut World Giving Index, menjadi negara dengan masyarakat paling dermawan di dunia.
“Ini membuat saya ingin mengetahui lebih dalam tentang gerakan kedermawanan yang muncul dari masyarakat awam di Indonesia,” tuturnya dengan antusias.
Selain diskusi dan materi, Festival Pers dan Literasi Muhammadiyah 2024 juga diwarnai dengan peluncuran buku dan penampilan seni budaya yang memukau.
Malam Budaya yang digelar di hari pertama festival, seperti penampilan, dari Bunda Murni Novida Wardany, yang membacakan puisi penuh makna berjudul Ibu Pahlawanku.
Dalam balutan suasana yang syahdu, puisi tersebut seolah membawa setiap pendengar pada perjalanan emosional yang mendalam tentang cinta dan pengorbanan seorang ibu.
Tak hanya itu, stand-stand yang ada juga menyuguhkan berbagai karya kreatif, mulai dari buku-buku baru terbitan Muhammadiyah hingga karya seni visual yang menampilkan sejarah Muhammadiyah.
Di tengah hiruk-pikuknya festival, saya menemukan sebuah pojok baca yang dihiasi dengan nuansa zaman dahulu. Di sana, peserta bisa menikmati santai sambil membaca koleksi buku yang penuh inspirasi.
Di hari kedua, acara semakin padat dengan berbagai workshop menulis, diskusi interaktif. Salah satu sesi yang tak boleh dilewatkan adalah pelatihan menulis feature yang dipandu oleh tim Suara Aisyiyah. Peserta diajak langsung untuk menulis dengan gaya yang naratif namun tetap faktual, membuat tulisan menjadi lebih hidup dan menarik untuk dibaca.
Festival Pers dan Literasi Muhammadiyah 2024 ini bukan sekadar festival biasa, melainkan sebuah perayaan literasi yang merangkul berbagai elemen masyarakat.
Setiap sudut dari acara ini memancarkan semangat untuk terus menulis, membaca, dan berbagi pengetahuan.
Dari Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta, semangat literasi ini akan menyebar ke seluruh penjuru, menumbuhkan kecintaan pada literasi yang mendalam di hati setiap orang yang hadir.
Saat meninggalkan festival, penulis merasa terinspirasi dan semakin yakin bahwa literasi adalah kunci untuk membuka cakrawala baru, menjembatani berbagai perbedaan, dan membangun peradaban yang lebih baik.
Festival ini mengingatkan kita bahwa literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga tentang memahami dan menghidupi nilai-nilai yang terkandung dalam setiap kata dan kalimat yang kita temui.
Kegiatan ini bersamaan dengan Jambore ke-2 Media Afiliasi Muhamadiyah.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan