PWMU.CO – Muhammadiyah Disaster Management Center Tabanan (MDMC Tabanan) menjadi salah satu fasilitator pembentukan Desa Tanggap Bencana (Destana), yang digelar dari Selasa-Jumat (20-23/8/2024) di Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, Bali.
Program Destana yang diselenggarakan oleh BPBD Tabanan ini melibatkan MDMC Tabanan yang merupakan anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Tabanan. Kegiatan Destana meliputi perumusan kajian risiko bencana, pembuatan peta evakuasi desa, simulasi tanggap bencana.
Fasilitator perempuan asal MDMC Tabanan Inti Mahatma menyampaikan, mendorong pentingnya perempuan aktif dalam tanggap bencana. Selama ini banyak perempuan menjadi korban bencana alam. Perempuan sebagai ibu memiliki kepedulian sangat tinggi terhadap keselamatan keluarga.
“Perempuan lebih perhatian pada keluarga, Ibu sering jadi korban bencana, karena melindungi orang tua dan anak,” ujar Inti di depan peserta pembentukan Destana ke-10.
Inti menjelaskan, meski perempuan tidak ada dalam Surat Keputusan (SK) pembentukan Destana, perempuan harus dilibatkan secara mandiri di kesiapsiagaan bencana. Perempuan tangguh, mampu mandiri menghadapi bencana, sehingga keluarga dapat terselamatkan dari bahaya bencana.
“Awalnya saya ikut suami di Pasar Manggis, Karangasem, tempat penyintas erupsi gunung Agung. Saya mendampingi dapur umum. Ikut ngungsi. MDMC waktu itu buka dapur layanan lansia dan psikososial untuk anak-anak,” ungkap Inti, menceritakan awal mula aktif di bencana.
Inti berharap makin banyak perempuan terlibat dalam kegiatan tanggap bencana untuk meminimalisir dampak risiko bencana. (*)
Penulis Andy Krisna Editor Amanat Solikah