PWMU.CO – Kader, perkaderan dan kaderisasi adalah istilah-istilah yang sangat akrab di Muhammadiyah.
Demikian disampaikan Dedi Kurniawan SIKom Sekretaris Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan pada Rapat Kerja Daerah dan Coaching of Trainers, Sabtu (31/8/2024)
Kegiatan yang bertempat di aula masjid Asy Syifa’ RS Muhammadiyah Lamongan mengambil tema Transformasi Perkaderan Muhammadiyah : Penguatan Ideologi, Menyelaraskan Gerakan di Era Digital. Hal ini akan menjadi momentum penting dalam perkaderan digitalisasi
Menurut Dedi Kurniawan kader, perkaderan, dan kaderisasi adalah istilah-istilah yang sangat akrab di Muhammadiyah.
Ketiga istilah ini menjadi bagian penting di Muhammadiyah ketika membicarakan tentang keberlanjutan, penyelarasan, pemantaban, dan peneguhan misi ideologis Persyarikatan sebagai gerakan dakwah.
Lebih lanjut mantan ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Timur ini ternyata, seluk beluk penggunaan tiga istilah ini sendiri belum banyak dicermati secara khusus.
Padahal, dari waktu ke waktu, ketiga istilah ini mencerminkan konteks-konteks tantangan yang dihadapi Muhammadiyah, dan menjadi jawaban mengapa Persyarikatan ini bisa bertahan melalui usia satu abadnya.
“Pembinaan kader sudah berlangsung sejak masa awal pendirian Muhammadiyah. Cara KH. Ahmad Dahlan mendidik dan memberi kesempatan kepada para santrinya untuk mengembangkan dan memimpin Muhammadiyah,” ujar alumni lembaga Pendidikan Pondok Modern Muhammadiyah Paciran
Pentingnya kader, perkaderan dan kaderisasi di Muhammadiyah telah dilakukan lembaga-lembaga pendidikan seperti Madrasah Muallimin dan Muallimat yang embrionya bernama Qismul Arqa didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1918 adalah contoh pertama sekolah kader.
Dalam pandangan pria yang tinggal di Blimbing Paciran ini mengungkapkan bahwa perkembangan lebih lanjut, selain Madrasah Muallimin dan Muallimat hadir pula Pondok Hj. Nuriyah Shobron, PUTM (Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah), Pondok Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah dan beberapa sekolah-sekolah lain sebagai sekolah kader
Lebih lanjut dikatakan Dedi, kaderisasi sebetulnya sudah menjadi watak pembinaan di Muhammadiyah. Istilah perkaderan mengacu pada sistem, cara, atau wadah, atau tempat berlangsungnya pembinaan kader.
“Perkaderan dengan demikian merupakan upaya untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi, langkah, dan bentuk yang dimaksudkan untuk membina kader,” ujar aktifis yang pernah menjadi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Penulis Fathurrahim Syuhadi Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan