PWMU.CO – Masjid Baitul Mukhlisin di Jl. Lawu No. 28 Ponorogo kembali menggelar pengajian umum rutin pada Jumat sore (6/9/2024). Dengan tema “Istiqomah Berjamaah Dalam Ukhuwah”, acara ini berlangsung mulai pukul 16.00 hingga 17.00 WIB bersama Amah Hida, penceramah sekaligus konselor yang akrab dikenal oleh jamaah setempat.
Pada awal pengajian, Amah Hida mengawali ceramahnya dengan pembahasan mengenai lima faktor utama yang membentuk karakter dan pemahaman seseorang.
“Kita terbentuk dari beberapa hal, di antaranya adalah pengasuhan orang tua, pendidikan di lembaga formal, pengetahuan yang kita tangkap melalui panca indera, pergaulan dengan orang lain termasuk teman, tetangga, dan pasangan, serta pengalaman hidup yang kita lalui,” jelasnya di hadapan para jamaah.
Ia menegaskan bahwa perbedaan karakter, pola pikir, dan pemahaman yang kita miliki adalah hasil dari kombinasi faktor-faktor tersebut. Namun, ia juga mengingatkan bahwa perbedaan ini bisa menjadi penyebab gesekan jika tidak dikelola dengan baik.
“Seperti rumpun bambu yang sering bergesekan karena tumbuh berdekatan, begitu pula manusia yang sering bertemu berpotensi untuk berkonflik,” tambah Amah Hida.
Dampak dari gesekan tersebut bisa memicu perpecahan di tengah-tengah masyarakat. Untuk memperkuat pesan ini, Amah Hida mengutip firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran ayat 103, yang berbunyi:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.”
Ayat tersebut mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dalam ukhuwah Islamiyah dan menghindari perpecahan.
Amah Hida kemudian membagikan beberapa tips praktis agar umat Islam terhindar dari konflik dan perpecahan. Pertama, ia menekankan pentingnya menghindari ghibah (bergosip), yang seringkali terjadi bahkan di lingkungan masjid saat kajian.
Kedua, jangan suka mencari-cari kesalahan orang lain. Ketiga, hindari memanggil sesama dengan panggilan buruk. Keempat, hargai privasi masing-masing. Kelima, selalu mendoakan satu sama lain, dan keenam, saling memberi hadiah sebagai bentuk kasih sayang dan perhatian.
Di akhir pengajian, Amah Hida menyampaikan pesan mendalam yang menggugah kesadaran para jamaah, “Kumpulan kita di dunia adalah kumpulan kita di akhirat. Jika ukhuwah kita kuat di sini, insyaAllah kita akan berkumpul kembali di akhirat kelak.”
Pengajian sore itu berlangsung khidmat dan penuh hikmah. Dengan pesan-pesan tersebut, para jamaah diharapkan dapat terus menjaga persaudaraan dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari, serta senantiasa istiqomah dalam berjamaah di masjid demi memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Penulis M. Ainul Yaqin Ahsan Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun