PWMU.CO – Peluncuran buku Mentari Terbit di Kota Industri – Sejarah Universitas Muhammadiyah Gresik oleh Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si, yang dijadwalkan di Hotel Aston Gresik pada Sabtu (7/9/2024), memerlukan usaha ekstra dari tim penyusun.
Sebelum buku tersebut sampai ke tangan pembaca, tim yang dipimpin oleh Ainur Rofiq, SIIP, harus menjemputnya langsung dari percetakan di Yogyakarta.
Pada Rabu malam (4/9/2024), Ainur Rofiq mengirimkan pesan melalui WhatsApp untuk mengatur waktu keberangkatan ke Yogyakarta, yang dijadwalkan pada Kamis pagi (5/9/ 2024). “Besok Kamis (05/09/2024) berangkat jam 6 pagi ya,” tulis Ainur Rofiq.
Keesokan harinya, Ainur, yang juga Kepala UPT Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Gresik, menunggu tepat waktu sebagai contoh kinerja.
“Kita tinggal menunggu Mas Firman (staf perpustakaan) untuk berangkat,” ujarnya, sambil mengingatkan bahwa telepon genggamnya tertinggal dan sedang diantar oleh putranya.
Bersama empat orang termasuk sopir, tim berangkat dan tiba di percetakan yang berlokasi di Nogobondo III No.500a, Rejowinangun, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta, sekitar pukul 11.00 WIB. Fajar, pemilik percetakan, menyatakan bahwa buku masih dalam tahap akhir pengeleman cover dan diperkirakan akan selesai dalam tiga jam.
Selama menunggu, tim memanfaatkan waktu dengan mengunjungi toko Suara Muhammadiyah dan menikmati sholat Dhuhur serta ngopi di rooftop Suara Muhammadiyah Tower, yang terletak di Jl. KH. Ahmad Dahlan No.107, Yogyakarta.
Cafe ini menawarkan suasana yang nyaman dengan rak-rak berisi buku Muhammadiyah, memungkinkan pengunjung menikmati bacaan sembari bersantai.
Kembali ke percetakan tepat pukul 14.00 WIB, Fajar menyambut tim dengan senyum dan berbagi informasi tentang bisnis percetakannya. “Saya menjalankan bisnis ini sejak sepuluh tahun lalu saat masih kuliah,” jelas Fajar, alumni Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan.
Ia juga menjelaskan strategi bisnisnya yang menawarkan margin keuntungan lebih rendah dibandingkan pesaing. “Kami hanya mengambil margin 20 persen, sementara perusahaan lain bisa mencapai 40 persen,” ujarnya.
Fajar juga menjelaskan keunggulan biaya operasional yang lebih rendah di Yogyakarta dibandingkan dengan kota besar seperti Surabaya atau Jakarta, serta strategi pemasaran melalui web dan media sosial yang efektif.
Ainur Rofiq menjelaskan alasan pengambilan buku langsung ke Yogyakarta. “Buku yang disusun sejak rektor dijabat almarhum Dr. Eko Budi Leksono baru selesai pada 1 September 2024, dan proses pencetakan berlanjut hingga 5 September 2024.
“Mengingat buku ini akan digunakan dalam acara peluncuran yang bersamaan dengan wisuda dan groundbreaking gedung baru delapan lantai, kami memutuskan untuk mengambilnya sendiri untuk memastikan ketepatan waktu,” tutup Ainur. (*)
Penulis Aries Kurniawan Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan