PWMU.CO – Manajemen dan Kepemimpinan Organisasi Aisyiyah disampaikan oleh Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Lamongan, Hj. Diyana Mufidati SAg SPd dalam acara Baitul Arqom di Villa Agro Mulyo, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, Senin-Selasa (2-3/9/2024).
Acara ini diadakan oleh Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Paciran dan PRA Dengok, Paciran, Lamongan.
Diyana Mufidati menjelaskan bahwa manajemen kepemimpinan adalah keterampilan dalam mengatur organisasi dengan kemampuan untuk memimpin, mengarahkan, dan memotivasi tim secara efisien dan efektif.
Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas, membagi tugas secara spesifik, memotivasi tim, serta merancang penilaian atau evaluasi.
Visi dan misi Aisyiyah, sebagaimana diuraikan dalam Tanfidz Keputusan Muktamar ke-44 di Jakarta, harus sejalan dengan visi Persyarikatan Muhammadiyah, yaitu menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).
Masyarakat yang diharapkan adalah yang bahagia, sejahtera, dan berkeadilan, yang membentuk masyarakat utama melalui dakwah dan penegakan ajaran Islam.
Misi Aisyiyah meliputi:
- Menegakkan dan menyebarluaskan ajaran Islam yang didasarkan pada tauhid murni, berdasarkan Al-Quran dan Sunnah.
- Mewujudkan kehidupan islami dalam diri pribadi, keluarga, dan masyarakat.
- Menggalakkan pemahaman ajaran agama dengan menggunakan akal sehat yang dijiwai oleh semangat berpikir islami untuk menyelesaikan masalah dalam masyarakat.
- Mengembangkan semangat beramal dan beramar ma’ruf nahi munkar, serta memaksimalkan potensi masyarakat.
Diyana juga mengutip beberapa ayat Al-Qur’an tentang kepemimpinan, seperti:
- Al-Baqarah: 30
- Shad: 26
- Al-Furqan: 74
- Al-Hujurat: 13
- Ali Imran: 26 dan 118
- Al-Anbiya: 73
- As-Sajdah: 24
Terkait model kepemimpinan, Diyana menjelaskan tiga model utama:
- Kepemimpinan Karismatik: Diberikan oleh Allah, di mana pemimpin memiliki kemampuan dan magnet kuat yang luar biasa.
- Kepemimpinan Transaksional: Mengendalikan bawahan dengan kekuasaan.
- Kepemimpinan Transformasional: Memfokuskan pada hubungan yang penuh perhatian, komunikatif, serta dibangun di atas kepercayaan dan rasa hormat.
Di Muhammadiyah, kepemimpinan bersifat kolektif kolegial, yang berarti pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dengan mengedepankan semangat kebersamaan.
Penulis Sri Asian Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun