Saiful Bahri (Foto: PWMU.CO)
Saiful Bahri – Pegiat Sosial. Opini ini merupakan tulisan yang diikutkan sayembara APIMU
PWMU.CO – Sejak dahulu dari masa kemasa dunia sudah menjadi perbincangan publik terkait adanya perubahan terhadap segala sektor dalam kehidupan, terutama bicara persoalan masa sekarang yakni sudah masuk pada Era vuca yang sangat menjadi problem krusial bagi para penduduk dunia, dalam perihal tersebut kita perlu kembali meneladani kepribadian nabi Muhammad Saw sebagai roda dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sebab kepribadian beliau tidak hanya relevan pada masa hidupnya, melainkan juga sangat penting dalam konteks kehidupan masa kini, akan tetapi dalam praktiknya harus menekankan pada konsep reaktualisasi supaya dapat diimplementasikan dalam dinamika zaman modern ini.
Dari dahulu nabi Muhammad Saw sudah dikenal sebagai nabi yang banyak memiliki kepribadian yang sangat mulia, sifat-sifat nabi yang sudah kita ketahui bersama seperti Siddiq, Amanah, Tabligh dan fatonah, dari ke empat sifat tersebut menjadi sorotan utama untuk diterapkan dalam kehidupan kita atas konsep reaktualisasi.
a. Siddiq
Sesuatu yang mengarah pada konsep reaktualisasi meneladani nabi muhammad Saw yang pertama ini adalah meningkatkan atau menerapkan rasa kejujuran dalam menyampaikan informasi di media sosial, dalam artian segala konteks penggunaan media sosial perlu menekankan pada sikap bijak, sebab segala informasi yang kita dapati dari media sosial belum jelas kebenarannya, terkadang informasi yang kita dapati hanya berisi fitnah yang sangat mejatuhkan marwah salah satu seseorang atau lembaga, sifat nabi yang pertama ini memang merupakan sifat yang sangat utama, karena sifat ini menjadi fondasi dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari, pun juga sifat ini adalah sifat yang sangat memperanguhi dalam membangun kepercayaan masyarakat pada masa nabi Muhammad Saw, jika kita tarik terhadap praktik hukum dan politik sifat siddiq sangat menjadi daya dukung terhadap kesejahteraan setiap individu bukan mengacu pada kesejahteraan kelompok.
b. Amanah
Dalam menerapkan sifat amanah ini terhadap kehidupan modern tidak jauh berbeda dengan penerapan sifat siddiq sebab memiliki keterkaitan fungsional di dalamnya, karena ketika kita dapat bersifat jujur maka secara otomatis kita dapat dipercaya, praktik penerapan ini juga bisa diterapkan dalam penyampaian informasi melewati media sosial, segala penyampainnya harus memiliki nilai fundamental sifat amanah, kalau kita analogikan terhadap kehidupan desa, yang paling utama memiliki sifat amanah ini adalah para tokoh masyarakat khususnya kepala desa dan aparaturnya, berhubung hal ini akan menjadi nyawa dalam menyampaikan informasi kepada seluruh penduduk desa, supaya penduduk tersebut mempunyai kepercayaan kepada pemimpinnya.
c. Tabligh
Sifat tabligh ini merupakan sala satu sifat dari empat sifat nabi yang sudah terpaparkan diatas, yang perlu kita ketahui bersama bahwa pada masa nabi muhammad Saw sifat tabligh ini tidak hanya mengandung makna spesifik dalam menyampaikan wahyu, akan tetapi juga memberikan arahan atau nasihat dalam menyampaikan prinsip-prinsip hidup yang benar, sehigga mencapai kehidupan yang sejahtera, melihat nuansa dunia modern ini yang tengah diwarnai oleh arus informasi yang sangat beraneka juga cepat dan luas, reaktualisasi sifat tabligh ini menjadi sangat relevan untuk dijadikan dasar dalam mejawab hal tersebut, konsep penerapannya tidak hanya terpaku pada nilai penyampaiannya, melainkan kita juga perlu memikirkan cara atau prosedur-prosedur yang tepat dan dapat bertanggung jawab, mengingat akan maraknya berita hoax di era modern ini, sifat tabligh yang di ajari nabi kita dapat diterapkan dalam berbagai sektor dalam kehidupan, utamanya dalam bidang digital.
d. Fathanah
Sifat fathanah ini memiliki arti kecederdasan, secara pandang fakta banyak diantara orang-orang yang mempunyai kecerdasan ini cenderung dijadikan senjata dalam mengelabuhi orang lain, sehingga hal tersebut menjadi alasan merosotnya nilai-nilai kepercayaan kepada orang lain, untuk menyikapi hal sedemikian kita perlu mengaktualisasikan sifat fathanah yang dimiliki oleh nabi muhammad Saw kedalam kehidupan modern ini.
Sebab sifat fathanah nabi tidak hanya megacu pada konteks kecerdasan dalam berintelektual, melainkan mengarah pada setiap hal dalam kehidupan, baik secara cerdas dalam pikiran kritis, cerdas beradaptasi, cerdas mengatur emosional dan lain semacamnya, hal ini yang kemudia perlu diletakkan pada gerbang awal dalam kehidupan sosial, agar tidak mudah menipu orang lain, sifat ini juga menjadi dekor bagi ketiga sifat diatas, mengingat pembahasan sebelumnya selalu membahas tentang informasi pada media sosial, dengan adanya sifat fathanah yang melekat pada setiap idividu ini medorong terhadap pengolahan informasi secara bijak dan teliti, sifat fathanah juga mencakup terhadap langkah penyampaian dakwah bagi kaum awam.
Dengan adanya narasi diatas mungkin menjadi bahan diskusi kita yang sagat penting untuk semakin bisa meneladani kepribadian nabi muhammad Saw, utamanya dalam konteks aktualisasi, sebab persoalan ini menjadi daya yang sangat relevan untuk menjawab tantangan zaman modern ini.
Editor Teguh Imami