Oleh: Mutiara – Alumni Universitas Muhammadiyah Bulukumba (Opini ini merupakan tulisan yang diikutkan sayembara APIMU)
PWMU.CO – Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modern yang lahir di Indonesia pada tahun 1912 memiliki peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai keislaman di masyarakat. Didirikan oleh KH Ahmad Dahlan, Muhammadiyah berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni, yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad Saw.
Melalui gerakan ini, Muhammadiyah berupaya melanjutkan risalah kenabian, yakni upaya menegakkan kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Risalah Kenabian sebagai Pondasi Muhammadiyah
Risalah kenabian adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rasul untuk menuntun umat manusia ke jalan yang benar. Nabi Muhammad Saw, sebagai nabi terakhir, membawa risalah yang bersifat universal, tidak hanya untuk umat Islam tetapi untuk seluruh umat manusia.
Risalah ini mencakup ajaran tentang akidah (keimanan), syariah (aturan hidup), dan akhlak (moralitas). Ketiganya saling melengkapi dalam membentuk kehidupan yang selaras dengan kehendak Allah.
Muhammadiyah, dalam menjalankan gerakannya, sangat menekankan pentingnya memahami risalah kenabian sebagai dasar untuk membangun umat yang berkemajuan. Muhammadiyah percaya bahwa risalah yang dibawa Nabi Muhammad Saw tidak hanya relevan pada masa beliau hidup, tetapi juga tetap relevan dan harus dihidupkan dalam konteks zaman modern. Inilah yang menjadi landasan bagi Muhammadiyah dalam melakukan berbagai gerakan reformasi sosial, pendidikan, dan dakwah di Indonesia.
Pendidikan sebagai Pilar Penghidupan Risalah Kenabian
Salah satu aspek utama dari risalah kenabian adalah pendidikan. Nabi Muhammad Saw sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan bagi setiap Muslim. Bahkan, wahyu pertama yang diterima oleh Nabi adalah perintah untuk “membaca” (Iqra’), yang menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap pendidikan. Muhammadiyah, dalam meneladani semangat kenabian ini, sangat berfokus pada pendidikan sebagai sarana untuk mencerdaskan umat.
Melalui ribuan sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan yang didirikan oleh Muhammadiyah, organisasi ini telah berhasil menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.
Sistem pendidikan Muhammadiyah tidak hanya berorientasi pada pengetahuan duniawi, tetapi juga pada penanaman nilai-nilai keagamaan dan moral yang kuat. Hal ini sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad Saw yang memadukan antara ilmu pengetahuan dan iman dalam membentuk pribadi Muslim yang paripurna.
Pembelaan terhadap Kemanusiaan dan Keadilan
Risalah kenabian juga menekankan pentingnya memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan. Nabi Muhammad Saw adalah pembela hak-hak kaum yang lemah, termasuk anak yatim, kaum miskin, dan orang-orang yang tertindas. Dalam sejarah hidupnya, Nabi Muhammad Saw senantiasa memperjuangkan hak-hak dasar manusia, seperti keadilan, persamaan, dan kesejahteraan.
Muhammadiyah, dalam semangat risalah ini, secara konsisten melakukan aksi-aksi sosial yang bertujuan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Melalui berbagai amal usaha di bidang kesehatan, sosial, dan kemanusiaan,
Muhammadiyah berupaya untuk mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Muhammadiyah juga sering terlibat dalam upaya-upaya penegakan keadilan, baik melalui advokasi hukum maupun kegiatan sosial lainnya, sebagai bentuk perwujudan dari semangat keadilan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Tajdid dan Purifikasi: Menjaga Kemurnian Islam
Salah satu ciri khas dari Muhammadiyah adalah gerakan tajdid (pembaruan) dan purifikasi (pemurnian) dalam ajaran Islam. Risalah kenabian menuntut umat Islam untuk selalu berpegang pada ajaran yang murni dan bersih dari berbagai bentuk penyimpangan. Nabi Muhammad Saw telah mengingatkan umatnya untuk selalu kembali kepada al-Qur’an dan sunnah sebagai pedoman hidup yang utama.
Muhammadiyah, melalui gerakan tajdidnya, berusaha memurnikan ajaran Islam dari berbagai bentuk takhayul, bid’ah, dan khurafat (TBC) yang kerap kali menyusup dalam praktik keagamaan umat.
Dalam pandangan Muhammadiyah, risalah kenabian harus dipahami dan dijalankan dengan cara yang rasional dan sesuai dengan tuntunan agama yang benar, bukan melalui praktik-praktik yang tidak sesuai dengan al-Qur’an dan sunnah.
Dengan cara ini, Muhammadiyah berusaha menghidupkan kembali semangat asli dari risalah kenabian dalam kehidupan umat Islam modern.
Muhammadiyah sebagai Perpanjangan Tangan Risalah Kenabian
Sebagai gerakan Islam yang terus berkembang, Muhammadiyah telah membuktikan dirinya sebagai salah satu organisasi yang mampu menjalankan misi risalah kenabian di era modern.
Dengan semangat pembaruan, Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada urusan ibadah semata, tetapi juga pada upaya membangun masyarakat yang berkemajuan melalui pendidikan, amal usaha, dan dakwah yang rasional.
Keberadaan Muhammadiyah di Indonesia menjadi salah satu contoh konkret bagaimana risalah kenabian bisa diterapkan dalam konteks masyarakat yang terus berubah.
Melalui gerakan ini, Muhammadiyah mengajarkan kepada umat Islam bahwa ajaran Nabi Muhammad Saw tetap relevan dan harus dihidupkan di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.
Kesimpulan
Muhammadiyah, dengan menghidupkan nilai-nilai risalah kenabian, tidak hanya berperan sebagai gerakan keagamaan, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial. Semangat pendidikan, pembelaan terhadap kemanusiaan, penegakan keadilan, serta tajdid dalam ajaran Islam, menjadi pilar utama dalam perjalanan Muhammadiyah.
Dengan meneladani kehidupan Nabi Muhammad Saw, Muhammadiyah terus berupaya menghadirkan Islam yang berkemajuan, yang mampu menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan esensi ajaran risalah kenabian. Semoga Muhammadiyah terus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. (*)
Editor Wildan Nanda Rahmatullah