PWMU.CO – “Mewujudkan Kader Pelajar Muhammadiyah yang Terampil, Berilmu dan Berakhlak Mulia” menjadi tema proses penjaringan kader Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMP Muhamadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) yang kembali digelar pada Sabtu (14/9/2024). Sebanyak 92 siswa kelas 7 dan 8 mengikuti proses seleksi kali ini.
Erna Herawati SPd MPd, Kepala SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo berpesan bahwa IPM adalah motor penggerak sekolah.
“Karena menggerakkan teman-temannya dalam hal kebaikan membutuhkan fisik yang kuat, kecerdasan intelek, dan kecerdasan spiritual,” ujarnya.
Pembina IPM, Teguh Ari Prasetyo mengucapkan bahwa IPM menjadi tolak ukur masalah murid-murid.
“Semoga penjaringan kali ini bisa menghasilkan kader-kader yang luar biasa. Saya berharap agar kader-kader berikutnya bisa lebih baik dari periode sebelumnya,” imbuhnya.
Teguh menegaskan, “Ada harapan yang sangat besar pada penjaringan kali ini, melihat antusiasme dari peserta penjaringan. Hanya sekitar 30% dari keseluruhan peserta penjaringan yang akan terpilih menjadi anggota resmi IPM.”
Kegiatan dimulai dari pukul 6:45 hingga pukul 12:00 WIB. Diawali dengan shalat dhuha dan pembukaan di masjid, siswa siswi penjaringan diarahkan agar segera memasuki ruangan yang telah disiapkan.
92 peserta penjaringan masing-masing dibagi menjadi 4 ruangan, dijelaskan teknis penjaringan yakni nama siswa siswi akan dipanggil satu persatu untuk maju dan mulai unjuk bakat.
Diawali dengan perkenalan, menyebutkan visi misi, tujuan dan motivasi, kemudian akan diberi soal problem solving terkait kepemimpinan yang dipilih secara acak, kemudian dilanjut unjuk bakat, siswa siswi diberikan waktu hanya 4 menit untuk melakukan ketiga hal tersebut.
Selanjutnya, diberikan waktu istirahat sekitar 10 menit untuk peserta penjaringan sebelum masuk ke sesi berikutnya yaitu sesi debat.
Dalam satu ruangan dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok pro dan kontra. MC ruangan memberikan mereka sebuah tema debat dan mereka diberikan waktu 15 menit untuk saling menyangkal satu sama lain terkait tema itu. Ada dua tema yang dibahas, setiap ruangan dengan berapi api saling mengutarakan pendapat mereka.
Masuk ke sesi berikutnya yaitu sesi mini game yang harus dilaksanakan secara berkelompok. Disediakan karet yang diikat ke beberapa tali rafia dan sebuah botol plastik berisikan 1/4 air. Satu kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa, mereka harus berkerja sama memindahkan botol tersebut keluar ruangan menggunakan karet-tali rafia yang telah disediakan.
Mereka hanya boleh menggunakan satu tangan sedangkan tangan satunya berada di belakang. Permukaan botol yang licin serta karet yang mulai melar membuat mereka memutar otak serta melatih kekompakan dalam mengatur kelompoknya, ada yang harus menarik talinya, ada yang harus melepas pegangannya. Begitu heboh dan antusias para peserta ketika sesi mini games.
Tidak sedikit siswa siswi SMP Musasi yang memiliki bakat unik, di antaranya ada yang bisa berbahasa isyarat, menari tradisional, melukis, bermain alat musik, taekwondo dan masih banyak lagi.
Naaila Zara Ghaisani, ketua pelaksana dan ketua bidang Pengkaderan menyebutkan bahwa alasan rangkaian acara dibuat rumit adalah supaya IPM benar benar menjaring siswa siswi yang benar-benar bagus.
“Semua murid Musasi bagus, tapi kita memilih yang keren dari yang terkeren,” ujar gadis penghuni kelas 9 ICP 1 yang biasa dipanggil Ghesa.
Ghesa menambahkan, “Harapan diadakan penjaringan ini agar IPM kedepannya bisa lebih jaya dan kader-kader selanjutnya bisa lebih bertanggung jawab dan lebih disiplin.”
Penulis Ratri Daniswara Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun