PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (SMP Musasi) mengelar simulasi dan mitigasi bencana gempa bumi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo, Selasa (17/9/2024).
Adanya keresahan dari para wali murid mengenai isu megathrust yang akhir-akhir ini viral, membuat pihak sekolah akhirnya mengadakan kegiatan simulasi tanggap bencana gempa bumi. Sebelumnya, dua tahun lalu SMP Musasi juga sudah pernah mengadakan simulasi ini, tetapi hanya diperuntukkan bagi siswa kelas Sains dan Teknologi (Saintek).
“Akibat isu megathrust tersebut, SMP Musasi mengajak BPBD Sidoarjo untuk memberikan materi simulasi bencana kepada seluruh siswa SMP Musasi,” ujar Kepala Program Studi Saintek tahun ajaran 2024/2025, Reny Retnowati.
Reny juga menyampaikan bahwa berdasarkan pengalaman yang telah terjadi, banyaknya korban bukan hanya karena terjadinya bencana, tetapi juga karena kurangnya pengetahuan mengenai kesiapsiagaan terhadap bencana. Kurangnya pengetahuan tersebut akhirnya memicu munculnya perasaan panik.
Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama sebelum shalat Dhuhur dan sesi kedua setelah shalat Dhuhur.
Pada sesi pertama ini, para siswa diberi materi mengenai Mitigasi Bencana dan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana. Mereka diajak berkunjung ke Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena) yang berada di area parkir sebelah barat SMP Musasi.
Pada sesi ini, para siswa dibagi menjadi 2 kloter karena keterbatasan tempat. Kloter pertama adalah siswa kelas 7 serta sebagian dari siswa kelas 8, sedangkan kloter kedua yakni sebagian lain dari kelas 8 yang tidak ikut kloter 1 dan kelas 9.
Salah satu tim BPBD, Haidar mengatakan bahwa pemberian kedua materi ini berguna untuk mengurangi risiko saat terjadi bencana.
“Walaupun potensi terjadinya bencana alam di Sidoarjo tergolong rendah, namun ketika nanti kalian kuliah dan bekerja bisa jadi kalian tinggal di daerah yang rawan bencana alam,” ujarnya.
Adanya penjelasan tersebut membuat para siswa antusias untuk mendengarkan materi dari tim BPBD Sidoarjo.
Setelah semua siswa mendapatkan kedua materi tersebut, mereka langsung bergegas menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat Dhuhur berjamaah.
Setelah shalat Dhuhur, mereka diberikan arahan oleh tim BPBD terlebih dahulu sebelum mengikuti simulasi bencana alam. Siswa kelas 7 berkumpul di hall, sedangkan kelas 8 dan 9 di masjid.
Pada sesi kedua ini, tim BPBD Sidoarjo memberikan materi mengenai Resusitasi Jantung Paru (RJP). Mereka menjelaskan bahwa sebelum melakukan proses RJP, tim penolong harus memastikan korban dalam posisi sadar atau tidak. Jika korban dalam keadaan tidak sadar maka proses RJP dilakukan.
Proses RJP ini dilakukan dengan cara menyatukan kedua tangan, dengan posisi tangan yang terkuat berada di atas tangan yang lainnya. Kemudian penolong melakukan kompresi dada dengan menekan dada korban sebanyak 100-120 kali per menit dengan kedalaman kompresi sekitar 4 sentimeter. Setelah itu, berikan napas buatan sebanyak 2 kali setelah melakukan 30 kali kompresi. Ulangi langkah tersebut 3-5 kali, sebanyak 5 set dalam waktu sekitar 2 menit.
Selanjutnya, tim evakuasi dari SMP Musasi juga diberikan pengetahuan mengenai cara mengangkat korban dengan benar. Tujuannya adalah agar dapat meminimalisir cedera yang dialami oleh korban.
Simulasi dimulai, seluruh siswa kembali ke kelas masing-masing seolah-olah proses pembelajaran sedang berlangsung. Kemudian alarm berbunyi sebagai penanda bencana alam telah terjadi. Kepala Tata Usaha SMP Musasi, Cahyo Heriadi memberikan instruksi melalui pengeras suara.
“Perhatian kepada seluruh siswa dan staf, saat ini sedang terjadi gempa bumi. Mohon tetap tenang dan segera lakukan evakuasi mandiri. Ikuti langkah-langkah berikut:
1. Jangan panik. Tetap tenang dan pastikan Anda berjalan cepat, tidak berlari.
2. Periksa sekeliling. Pastikan area di sekitar Anda aman sebelum bergerak. Hindari kaca, rak, atau benda berat yang berpotensi jatuh.
3. Ikuti jalur evakuasi yang telah ditentukan menuju titik kumpul di luar ruangan. Ikuti petunjuk dari guru atau petugas yang berwenang.
4. Gunakan tangga untuk turun, serta pastikan berjalan dengan aman dan tidak berdesak desakan.
5. Setibanya di titik kumpul, laporkan kehadiran Anda kepada petugas atau guru yang bertanggung jawab. Tetap waspada dan ikuti arahan selanjutnya dari tim keamanan,” jelasnya.
Setelah itu, seluruh warga sekolah melakukan instruksi tersebut dan menuju ke titik aman yang ada di lapangan sebelah barat SMP Musasi dan trotoar depan sekolah. Seluruh siswa sangat antusias mengikuti instruksi ini.
Salah satu siswi kelas 9 Internasional 2, Maritza Orlin Zahira mengaku senang karena ilmu yang ia dapat ketika ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dapat diterapkan di simulasi ini.
“Saya sangat senang ditugaskan menjadi tim kesehatan di simulasi ini, sehingga apa yang saya pelajari saat ekstrakurikuler PMR dulu tidak sia-sia,” ujar Orlin.
Diharapkan dengan adanya kegiatan simulasi bencana ini, para siswa SMP Musasi dapat mengurangi risiko-risiko yang terjadi saat bencana alam menerjang daerah Sidoarjo, tetapi semoga negara kita aman dari bencana. (*)
Penulis Achmad Bagus Hendy Kurniawan Editor Ni’matul Faizah