Rektor UMMAD (UMJT) saat menjadi penceramah dalam Pengajian Ahad Pagi PCM Jiwan, Madiun pada Ahad (22/9/2024). (Humas UMMAD/PWMU.CO).
PWMU.CO – Rektor Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) Prof Dr Sofyan Anif MSi, menjadi penceramah pengajian Ahad pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Jiwan, Kabupaten Madiun. Kajian tersebut berlangsung pada Ahad (22/9/2024).
Pengajian Ahad pagi PCM Jiwan kali ini menghadirkan tema “Penguatan Akar Rumput melalui Risalah Islam Berkemajuan”.
Dalam kesempatan ini, Prof Dr Sofyan Anif banyak menyampaikan pemahaman mengenai hubungan iman, ilmu serta amal serta perihal sikap ta’awun dalam QS Al Maidah ayat 2.
Iman Harus Diamalkan
Menurut Prof Sofyan, iman itu harus diamalkan (arhan) dengan dilisankan atau dilahirkan (diucapkan), sehingga menjadi amal Sholeh. Bentuknya tidak hanya infaq shodaqoh.
Misalnya, saat menyaksikan kuasa Allah SAW mengucap ‘Masya Allah’. Dan ketika memperoleh karunia mengatakan ‘Alhamdulillah’.
“Meski hanya dengan memberi senyum kepada tetangga yang menyapa itu sudah bentuk dari iman. Senyum itu ibadah” ujar Rektor kampus yang akan berubah menjadi Universitas Muhammadiyah Jawa Timur (UMJT).
Sosok yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tersebut mengatakan, salah satu ciri orang beriman adalah berilmu. Maka, orang yang berilmu harus punya dasar iman yang benar.
“Maka orang berilmu harus memiliki dasar iman. Ciri orang beriman itu berilmu. Ini dicerminkan dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yaitu ‘Iqro. Bacalah. Artinya, belajarlah, punyailah wawasan” terang Bendahara PWM Jawa Tengah tersebut.
Gerakan Muhammadiyah
Prof Sofyan Anif juga menyambung pemahaman tentang iman, ilmu dan amal itu dengan menerangkan soal gerakan Muhammadiyah.
“Gerakan Muhammadiyah itu gerakan meluruskan aqidah. Kemudian berlanjut gerakan pembaharuan (tajdid) dengan mendirikan sekolah sejak 1911” ujar Guru Besar Bidang Pendidikan UMS itu.
Menurut Prof Sofyan Anif, Kyai Ahmad Dahlan pada saat itu sudah bekerjasama dengan non muslim dengan melibatkan orang-orang Belanda untuk jadi guru di sekolah yang ia dirikan.
“Meski Dahlan diejek, bahkan dikafir-kafirkan karena mendirikan sekolah yang dianggap sebagai model londo (Belanda). Bahkan sekolah itu sempat dibakar” terang Sofya. “Tapi karena jiwa tajdid Ahmad Dahlan yang besar maka hal itu tidak jadi masalah” kata Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah itu.
Sehingga, lanjut Sofyan, kunci gerakan Muhammadiyah adalah pada ta’awun seperti tertuang dalam QS Al Maidah ayat 2.
“Kuncinya adalah ta’awun, ta’awun. Wata’awanu alal birri wattaqwa wala ta’awanu alal itsmi wal udwan. Tolong menolonglah kamu dalam ketaqwaan dan jangan dalam kemaksiatan. Mendirikan sekolah untuk dakwah untuk mencatatkan gerakan dakwah amal ma’ruf nahi Munkar” ujar Rektor UMMAD.
Ijin Tambang Muhammadiyah
Di sisi lain, Prof Sofyan memberikan penjelasan mengenai kebijakan Muhammadiyah menerima tawaran ijin pengelolaan tambang dari pemerintah.
“Muhammadiyah menerima izin tambang itu dengan memberikan teladan melalui pengelolaan ramah lingkungan dan hasilnya tidak hanya untuk Muhammadiyah tapi juga untuk Indonesia” terangnya.
Sebab, menurut Sofyan, kalau tidak, karunia sumber daya alam dari Allah SWT itu akan jatuh ke tangan mafia yang selama ini berada dalam pengelolaan tambang di tanah air.
“Nah, hal ini tidak lepas dari keilmuan. Kita harus punya iman, ilmu dan amal. Bukti kita punya iman adalah ketika harus diamalkan ilmu yang kita miliki” terang Sofyan.
“Maka jadi orang Islam itu ugemannya (pegangannya) harus selalu beriman berilmu dan beramal” tambahnya.
Penulis Pujoko, Editor Danar Trivasya Fikri