PWMU.CO – Seringkali penanganan anak berkebutuhan khusus (ABK) hanya berfokus pada anaknya saja, padahal yang lebih sering bersama mereka setiap hari adalah orang tuanya. Maka Rivan Alamsyah, mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama tim melalukan riset yang berhasil lolos ke tahap final Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas).
Adapun riset yang mereka lakukan berfokus pada penurunan kecemasan pada orang Tua dari para ABK dan peran orang tua dalam mendampingi ABK.
Menurut Rivan, kecemasan yang dialami orang tua dari ABK seringkali terabaikan. Padahal mereka juga membutuhkan dukungan emosional agar dapat mendampingi anak-anak mereka dengan lebih baik. Adapun program ini lahir dari hasil observasi tim dan melihat jumlah ABK di Indonesia. Di sisi lain perhatian pada kesehatan mental orang tua mereka masih minim.
“Kami melihat banyak orang tua ABK yang merasa kewalahan secara emosional, tetapi tidak tahu bagaimana cara mengelola kecemasan mereka,” katanya.
Intervensi psikologi yang diterapkan tim ini adalah metode ‘Guided Imagery’, yaitu teknik yang melibatkan penggunaan imajinasi terstruktur untuk membantu orang tua ABK dalam mengelola kecemasan. Teknik ini mengombinasikan pelatihan deep breathing (pernapasan dalam), visualisasi, stimulasi audio, dan fokus pada pancaindra.
“Kami meminta para orang tua untuk menutup mata, mendengarkan instruksi yang diberikan, dan membayangkan situasi yang menenangkan,” jelasnya.
Teknik Intervensi yang Mampu Mangatasi Kecemasan
Uniknya, program ini tidak hanya teori semata. Tim Rivan berhasil melakukan intervensi di enam Sekolah Luar Biasa (SLB) di kota Malang, yaitu SLB Bhakti Luhur, SLB-B YPTB, SLB Putra Jaya, SLB YPAC, SLB Widya Shantika, dan SMALB BCG Sumber Dharma. Setiap sekolah ini menjadi tempat uji coba pelatihan ‘Guided Imagery’ dengan melibatkan orang tua ABK sebagai peserta.
Setelah pelatihan, para orang tua menyatakan bahwa teknik ini sangat membantu mereka dalam menghadapi kecemasan yang selama dirasakan. Tidak hanya memberikan pelatihan, tim Rivan juga memberikan buku modul ajar kepada masing-masing SLB yang menjadi mitra. Modul ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi sekolah untuk melanjutkan program ini bahkan setelah tim mahasiswa menyelesaikan intervensi mereka.
“Kedepannya, kami berharap program ini tidak hanya diterapkan di beberapa SLB di Jawa Timur, tetapi bisa menjangkau provinsi lain di Indonesia,” katanya.
Ia yakin bahwa intervensi seperti ini dapat memberikan dampak besar terhadap peningkatan kualitas hidup para orang tua ABK. Program mereka akan terus berkembang dan menjadi solusi nyata bagi para orang tua ABK di seluruh Indonesia. “Kami sangat bersyukur bisa sampai ke tahap ini, dan tentunya akan memberikan yang terbaik di Pimnas nanti,” pungkasnya. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah