PWMU.CO – Uang saku yang biasanya digunakan untuk jajan kini bertransformasi menjadi ibadah yang mulia.
Kisah inspiratif datang dari siswa-siswi dan seluruh guru karyawan di MI Muhammadiyah 2 Kedungbanteng (Mihada), yang secara rutin mengumpulkan sisa uang sakunya untuk membeli sapi qurban.
Setiap dua minggu sekali, pada tanggal 5 dan 20, siswa-siswi Mihada mengumpulkan celengan qurban dari sisa uang jajan mereka, yang dimasukkan ke dalam toples masing-masing.
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan siswa, tetapi juga para guru, menciptakan aksi solidaritas yang menunjukkan kepedulian sosial dan kekuatan gotong royong di kalangan generasi muda.
Kepala MI Muhammadiyah 2 Kedungbanteng, Nurul Hevi Amalia SPd mengungkapkan bahwa kegiatan ini telah berjalan selama dua tahun. Ia merasa bangga dengan antusiasme yang ditunjukkan oleh siswa-siswi Mihada.
“Alhamdulillah, setiap tahun kami menyembelih hewan kurban yang dibagikan kepada siswa-siswi dan warga sekitar yang kurang mampu. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai keagamaan dan sosial telah tertanam dengan baik dalam diri mereka,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan tumbuh sikap dermawan di kalangan warga sekolah, serta pembelajaran untuk menafkahkan harta di jalan Allah.
Hal ini sesuai dengan ajaran al-Qur’an, surat al-Kautsar ayat 2, yang menyatakan: “Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah.”
Dampak Positif Kegiatan
Kegiatan pengumpulan dana untuk membeli sapi kurban ini memberikan manfaat tidak hanya bagi masyarakat sekitar, tetapi juga bagi siswa-siswi yang terlibat. Beberapa dampak positif yang dihasilkan antara lain:
Pertama, meningkatkan rasa kepedulian Sosial: Siswa-siswi menjadi lebih peduli terhadap sesama dan lingkungan.
Kedua, menumbuhkan semangat berbagi: Kegiatan ini mengajarkan pentingnya berbagi dan berkurban.
Ketiga, membentuk karakter yang kuat: Siswa-siswi belajar tentang disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama.
Keempat, meningkatkan pengetahuan agama: Siswa mendapatkan pemahaman tentang nilai-nilai keagamaan terkait kurban.
Harapan ke Depan
Rizki Amalia, salah satu guru, berharap kegiatan ini dapat menjadi tradisi tahunan di sekolah. “Kami berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain, sehingga nilai-nilai kebaikan dan kepedulian sosial dapat terus tumbuh di kalangan generasi muda,” ujarnya.
Penulis Rizki Amalia Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan