PWMU.CO – Pada Jumat (18/10/2024), Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd, menjadi khotib dalam khutbah Jumat yang mengusung tema “Kekuatan Doa.”
Dalam khutbahnya, Prof Mu’ti menyampaikan pandangannya tentang pentingnya doa dalam kehidupan seorang Muslim dan bagaimana doa bisa menjadi sumber kekuatan dan optimisme.
Doa dalam al-Quran
Prof Mu’ti memulai khutbahnya dengan mengingatkan bahwa al-Quran mengajarkan berbagai aspek kehidupan, termasuk doa.
“Menurut para ahli tafsir, doa-doa dalam al-Quran mencakup lima hingga enam hal utama, di antaranya adalah akidah, ibadah, akhlak, kisah-kisah, serta janji dan ancaman dari Allah,” kata pria kelahiran 2 September 1968 ini.
Lanjutnya, al-Quran juga berisi kisah-kisah yang memberikan pelajaran berharga, terutama dari para nabi dan doa-doa yang mereka panjatkan dalam perjalanan hidup mereka.
Menurutnya, salah satu nabi yang sering disebut dalam al-Quran adalah Nabi Ibrahim as. Kisahnya tidak hanya menggambarkan perjuangan beliau dalam menegakkan misi Islam, tetapi juga mencakup doa-doa yang beliau panjatkan untuk diri sendiri, keluarganya, dan masyarakatnya.
Makna dan Pentingnya Doa
Menurut Sekretaris Umum PP dua periode ini, doa bukan sekadar permohonan kepada Allah, melainkan juga menunjukkan ketauhidan dan keyakinan kita kepada-Nya. Doa memiliki makna yang lebih dalam; ia memberikan optimisme dan jalan spiritual untuk mencapai tujuan hidup.
“Doa bukanlah ekspresi dari sikap pasrah, melainkan bagian dari sikap optimistis di tengah kesulitan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini menjelaskan bahwa dalam kajian neurosains, apa yang kita ucapkan memiliki dampak besar pada pikiran kita.
“Kata-kata baik yang kita ucapkan akan direkam oleh otak dan mempengaruhi sikap mental kita. Dengan mengucapkan doa yang positif, kita memberikan energi dan semangat untuk menghadapi berbagai tantangan hidup.”
Ikhtiar dan Doa
Mantan ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah ini juga menegaskan bahwa doa harus diimbangi dengan ikhtiar. Memohon kepada Allah tanpa usaha nyata untuk mewujudkan harapan kita adalah tindakan yang tidak seimbang. Doa seharusnya menjadi bagian integral dari usaha kita.
“Ketika kita berdoa, kita harus berusaha untuk mencapai apa yang kita harapkan. Doa adalah bagian dari ikhtiar,” kata lulusan S2 Universitas Flinders, Australia Selatan pada tahun 1996 ini.
Beliau mengingatkan bahwa tidak ada kesulitan yang tidak dapat diselesaikan jika kita mau berusaha dan tetap optimis. Doa memberikan kekuatan dan motivasi, tetapi tindakan nyata adalah langkah penting untuk merealisasikan apa yang kita inginkan.
Kekuatan Doa dalam Kehidupan Sehari-hari
Khutbah Prof Mu’ti menggugah kesadaran jamaah akan kekuatan doa dalam kehidupan sehari-hari. Beliau mengajak setiap individu untuk tidak hanya mengandalkan doa, tetapi juga untuk aktif dalam menciptakan perubahan. Dalam setiap kesulitan, ingatlah bahwa doa adalah jembatan menuju harapan dan solusi.
Dengan mengakhiri khutbahnya, Prof Mu’ti menekankan bahwa doa adalah kekuatan yang bisa mengubah keadaan. Ia mengajak seluruh umat Islam untuk terus berdoa dan berusaha, mewujudkan impian dan harapan dalam hidup.
Kesimpulan
Khutbah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed ini memberikan pelajaran penting tentang peran doa dalam kehidupan kita.
Doa bukan hanya sekadar permohonan, tetapi juga merupakan bentuk ikhtiar dan optimisme. Dalam setiap langkah, kita diajarkan untuk tidak hanya berharap, tetapi juga berusaha dan meyakini bahwa Allah akan memberikan jalan. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan