Dari kiri, Prof Dr Khozin MSi, Dr Muhammad Yusro SPd MPd MT, serta Dr Masulah MPd dalam Konferensi ME Awards 2024, Minggu (20/10/2024). (Danar Trivasya Fikri/PWMU.CO).
PWMU.CO – Masa depan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam era AI atau Artificial Intelligence menjadi pembahasan dalam materi ketiga Konferensi ME Awards 2024.
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan Kemendikbudristek, Dr Muhammad Yusro SPd MPd MT, menjadi pemateri pada agenda yang berlangsung pada Minggu (20/10/2024) itu. Adapun Moderator pada acara tersebut adalah Dr Masulah MPd.
Lebih lanjut, tema materi tersebut adalah “Shaping the Future of Indonesian Education in the Disruption Era: Strategic, Directions, and Policies”.
Potret SMK hari ini
Pada awal pemaparannya, Yusro menyebutkan data SMK hari ini. Menurutnya, terdapat 14.442 SMK di Indonesia dengan 5.084.649 siswa-siswi. Data tersebut mengacu pada Dapodik per 12 September 2024 lalu.
Bidang keahlian terbanyak di SMK adalah Teknologi Informasi dengan jumlah 8472, dengan yang paling sedikit adalah Kemaritiman (892) serta Teknologi Konstruksi (720).
Lebih lanjut, Yusro juga menyoroti perihal penurunan jumlah siswa yang terjadi pada satuan pendidikan swasta. Namun pada sekolah negeri, terdapat peningkatan jumlah siswa.
“Ada yang naik, dan turun trend nya. Ini juga menjadi tantangan bagi kita untuk lebih cermat mengamati trend yang terjadi di masyarakat” ujarnya.
Kemudian perihal akreditasi SMK Nasional, Yusro menyebut bahwa mayoritas SMK memiliki akreditasi B.
Selanjutnya, Yusro juga menggarisbawahi perihal latar belakang ekonomi siswa SMK. “Riset kita dari olahan data dapodik, menyebutkan bahwa pada 2024/2025 sebesar 85,7 persen siswa SMK berangkat dari keluarga dengan pendapatan rumah tangga kurang dari 2 juta per bulan” ujarnya.
“SMK saat ini merupakan kebutuhan di masyarakat, karena membantu ekonomi sosial masyarakat” lanjut Yusro.
Pasalnya, lanjut Yusro, SMK hadir sebagai institusi di masyarakat yang memberdayakan. Salah satunya dengan harapan, murid-murid SMK setelah lulus dapat membantu keluarganya atau birrul walidain.
Transformasi SMK
Selain itu, Yusro juga berujar bahwa Direktorat SMK memiliki program strategis. “Ini merupakan amanat presiden, untuk menjadikan SMK Pusat Keunggulan (SMK PK)” terangnya.
Program SMK PK ini berfokus pada Pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu dalam peningkatan kualitas dan kinerja.
Bentuk program ini, lanjut Yusro, berupa intervensi kepada SMK di Indonesia dengan pemberian bantuan yang mencapai triliunan rupiah.
“Jumlahnya Fifty-Fifty antara SMK negeri dan swasta” ujar Yusro.
Dampak dari program tersebut, menurut Yusro, baik peningkatan prestasi belajar, produk hasil inovasi maupun projek inovasi dan kewirausahaan dari SMK.
Beberapa SMK yang terdampak tersebut antara lain SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang, SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, hingga SMKN 2 Salatiga, serta SMK YPM 8 Sidoarjo.
Membentuk Masa Depan SMK di Era Disrupsi AI
Pada kesempatan lebih lanjut, Yusro menyebut bahwa AI mempengaruhi berbagai bidang, mulai sektor industri, pendidikan, manufaktur, hingga kesehatan.
Yusro juga tidak menampik bahwa AI menawarkan tantangan sekaligus peluang di bidang pendidikan.
“Kuncinya, SMK perlu menyesuaikan diri dengan perubahan” tegasnya. Selain itu, penting juga untuk beradaptasi dengan memasukkan AI dan literasi digital dalam kurikulum.
Yusro juga menerangkan sejumlah dampak AI bagi pendidikan. Antara lain:
- Otomatisasi dan penggantian Pekerjaan
- Keterampilan baru yang dibutuhkan di era AI
- Transformasi sektor industri
Adapun untuk skill atau keterampilan yang dibutuhkan pada era AI, Yusro menekankan 4 hal, yaitu:
- Literasi digital dan AI
- Pemrograman dan coding
- Kreativitas dan problem solving
- Keterampilan interpersonal dan emosional.
Selanjutnya, Yusro juga menerangkan arah strategis untuk pendidikan SMK di era AI seperti mengintegrasikan AI ke dalam kurikulum, dan Pelatihan sekaligus peningkatan keterampilan guru. Tidak ketinggalan, ada juga Kemitraan publik swasta yang turut menjadi arah strategis.
Penulis Danar Trivasya Fikri, Editor Azrohal Hasan