PWMU.CO – Menulis di Muhammadiyah adalah bagian dari jihad. Kalimat ini disampaikan oleh Ismini SPd, Editor Tim Media Center (TMC) Muhammadiyah Ponorogo, dalam Pelatihan Public Speaking dan Jurnalistik di Gedung Dakwah Aisyiyah Ponorogo, pada Sabtu (19/10/2024).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) dan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Ponorogo, diikuti oleh 75 peserta dari PDA, PCA, PDNA, dan PCNA se-Ponorogo.
Menurut Ismini, sapaan akrabnya, menulis—baik itu berita maupun tulisan lainnya—dapat membantu meningkatkan visibilitas website Muhammadiyah di mesin pencari Google.
“Jika kita teliti sedikit saja, website-website Muhammadiyah belum menjadi rujukan utama dalam pencarian hukum atau ilmu apapun di Google,” ujarnya.
Dia melanjutkan, ada beberapa alasan mengapa website Muhammadiyah tidak muncul di hasil pencarian teratas.
“Pertama, karena peserta yang hadir di sini belum banyak menulis. Kedua, belum ada yang melakukan sedekah jari,” terangnya.
Suasana seketika hening, dan beberapa peserta tampak saling bertanya satu sama lain. Dengan penuh antusias, mereka menunggu penjelasan lebih lanjut dari wanita kelahiran 1994 tersebut.
“Mulai hari ini, bapak-ibu harus belajar menulis. Sedangkan sedekah jari juga harus dimulai hari ini,” imbuhnya.
Ismini, yang juga merupakan Kontributor PWMU.CO, menekankan bahwa sedekah jari bisa dilakukan dengan cara membuka link berita-berita Muhammadiyah dan Aisyiyah, memberikan komentar positif, serta membagikan berita-berita tersebut kepada rekan-rekannya. Hal ini dapat membantu agar Muhammadiyah dan Aisyiyah tidak lagi terbenam di dasar Google.
“Namun, itu semua butuh proses. Tidak mungkin dengan satu klik saja langsung jadi viral,” tandasnya.
Dia juga menyebut gerakan menulis di Muhammadiyah dan Aisyiyah sebagai jihad digital, di mana menyebarkan kebaikan melalui media online menjadi sangat penting.
“Semakin banyak bapak-ibu melakukan sedekah jari, semakin cepat pemikiran, cara pandang, dan konsep-konsep agama yang diusung Muhammadiyah diketahui dan diikuti oleh banyak orang,” paparnya.
Pelatihan berlangsung dalam suasana diskusi interaktif yang sangat hidup. Penugasan yang diberikan dijelaskan dengan rinci. Salah satunya, Ismini yang juga merupakan guru Bahasa Indonesia di SMP dan SMK Muhammadiyah 2 Ponorogo meminta peserta untuk membuat teras berita (lead). Peserta tampak antusias dan berlomba-lomba membuat lead tercepat.
Beberapa doorprize disiapkan panitia untuk diberikan kepada peserta yang berhasil menyelesaikan penugasan dengan baik, seperti pembuat lead tercepat, lead terbaik, penanya, dan lainnya. Di akhir materi, Ismini juga menampilkan slide tentang cara pengambilan foto untuk bahan berita. Semua dijelaskan secara rinci, dan diakhiri dengan penugasan untuk membuat berita utuh di rumah masing-masing. (*)
Penulis Mujiati Editor Wildan Nanda Rahmatullah