PWMU.CO – Jawa Timur ini bukan milik seorang gubernur maupun Pemerintah provinsi Jawa Timur adalah milik semua rakyatnya.
Hal ini disampaikan oleh Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah ketika menghadiri Adu Gagas Pilgub Jatim 2024 yang digelar oleh BEM Universitas Airlangga, Sabtu (26/10/2024).
“Saya bersama Mas Lukman memiliki visi di mana Jawa Timur bisa mendapat keadilan siapapun mereka. Jawa Timur memiliki sejarah yang luar biasa. Dalam konteks kesejarahan, Jatim merupakan provinsi yang memiliki daya saing,” ungkapnya di Aula Pringgodigdo, Lantai 12, Gedung Pringgodigdo, Kampus B Unair.
Luluk menyampaikan bahwa spirit sejarah itu penting untuk menjaga semangat kemajuan masyarakat.
“Contohnya Tiongkok. Mereka menjaga kesadaran sejarah, untuk membentuk spirit sejarah. Kenapa kita tidak mengimplementasikannya di Jawa Timur, padahal contoh saja Majapahit adalah kerajaan besar yang berasal dari Jatim?,” ujar Luluk.
Luluk menyebutkan bahwa pembangunan di Jawa Timur masih belum merata.Ambil contoh saja dalam Gerbang Kertosusilo, seharusnya Bangkalan masuk.
“Namun, realitanya justru Bangkalan menjadi salah satu kabupaten termiskin di Jawa Timur,” kata Luluk.
Dia menekankan padahal jika mau, seharusnya kita bisa meratakan pembangunan di Jawa Timur dari selatan, ke pantura, dan Madura.
Sebut saja, kata Luluk, di Trenggalek seharusnya bisa menjadi sentra budidaya lobster. Trenggalek memiliki pantai yang luas dan kaya, yang cocok sebagai tempat budidaya lobster.
“Pengimpor lobster terbesar adalah Vietnam, dan sumbernya dari Jawa Timur. Semestinya, budidaya lobster bisa digalakkan dengan masif untuk meningkatkan kualitas ekspor kita. Jadi bukan hanya ekspor benih lobster, namun paling tidak hasil yang setengah jadi,” sambung Luluk.
Generasi Muda Jadi Mayoritas
Luluk menyebutkan, generasi milenial, generasi Z, dan generasi alpha menjadi mayoritas penduduk di Jawa Timur.
“Ini menjadi masalah yang krusial, karena angka pengangguran di Jawa Timur masih cukup tinggi, dan mayoritasnya lulusan SMK,” sambungnya.
Dia melanjutkan bahwa dia bersama Lukmanul Khakim ingin mendampingi pertumbuhan ekonomi kreatif, UMKM, dan usaha mandiri. Ini karena generasi muda menjadi potensi penting dalam membentuk roda ekonomi yang baru di masyarakat.
Angka Kekerasan pada Perempuan
“Jawa Timur menjadi provinsi dengan tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak tertinggi,” ujar Luluk.
Dia menyebutkan, bahwa permasalahan ini perlu mendapat perhatian yang inklusif bukan hanya dari pemerintah pusat, namun hingga ranah daerah.
“Pendampingan korban menjadi salah satu titik krusial yang mesti diperhatikan. Karena efek trauma, kondisi mental, dan kesehatan korban harus mendapat perhatian serius,” sambungnya.
Dia mengatakan bahwa selama di DPR RI, Luluk sudah mengajukan anggaran abadi untuk pendampingan korban kekerasan, terutama kekerasan seksual.
“Pertanyaannya, apakah sudah ada Pergub terkait hal tersebut? Itu yang harus kita perhatikan,” lanjut Luluk.
“Yang menjadi perhatian kita adalah bagaimana kita berfokus pada masalah-masalah yang ada di depan mata dulu, harus kita selesaikan. Karena itu adalah masalah-masalah krusial yang banyak kita temui dan belum ada solusi mumpuninya,” tutup Luluk. (*)
Penulis Wildan Nanda Rahmatullah Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun