Oleh Zainul Muslimin (Bendahara PWM Jatim)
PWMU.CO – Alhamdulillah, saya memiliki pengalaman memimpin Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah, yaitu Lazismu.
Ada seni tersendiri dalam memimpin sebuah lembaga agar tidak merugi, serta agar dapat dikelola secara efisien dan efektif—terutama ketika yang kita kelola adalah uang umat, yang perannya serupa dengan pengelolaan uang rakyat di tingkat negara.
Dalam hal ini, penting untuk menentukan jumlah eksekutif (para amil) yang dibutuhkan dan menyesuaikan gajinya, termasuk biaya operasional masing-masing.
Semua ini harus terstruktur dan terukur. Tidak berarti jika eksekutifnya banyak dan gajinya besar, lembaganya otomatis “gemoy” (mulus dan lancar). Justru, itu bisa menjadi boros dan tidak efisien. Belum tentu, tidak selalu begitu.
Setiap eksekutif umumnya memiliki kapasitas maksimalnya masing-masing. Jumlah eksekutif yang kita rekrut seharusnya disesuaikan dengan target yang ingin kita capai.
Bahkan, meski di posisi yang sama, bisa saja ada eksekutif dengan gaji di atas rata-rata. Apakah itu boros dan tidak efisien? Belum tentu juga. Karena jika mereka meminta honor lebih tinggi, maka target yang kita tetapkan untuk mereka juga harus lebih besar dari yang lain.
Yang terpenting adalah memastikan kinerja mereka terstruktur dan terukur, sehingga kita dapat mengevaluasi dan menilai apakah yang mereka lakukan benar-benar efisien dan efektif.
Menurut saya, kesabaran dalam mengamati kinerja mereka adalah hal yang bijak. Biarkan mereka bekerja sembari kita memantau, dengan harapan mereka yang diberi amanah memahami alur proses yang dijalani anak buahnya.
Selain itu, mereka harus berani dan siap mengambil tindakan jika ternyata yang diberi amanah tidak memiliki kinerja yang memadai atau bahkan membahayakan lembaga karena tidak sejalan dengan tujuan memakmurkan dan menyejahterakan umat.
Jangan sampai kita terburu-buru berprasangka buruk sebelum mereka sempat bekerja.
Tetap semangat berbagi manfaat. Bismillah.
Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan