PWMU.CO – Acara bertajuk Generasi Campus dengan tema “Across Generations, One Conversation” baru-baru ini digelar di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Senin (4/11/2024).
Kolaborasi menarik antara Grab dan Narasi ini menghadirkan sosok-sosok inspiratif seperti Najwa Shihab (jurnalis dan pendiri Narasi), Nicholas Saputra (aktor), dan Dee Lestari (penulis dan musisi).
Ketiga narasumber ini berbagi wawasan tentang pentingnya menyeimbangkan pendidikan formal dan non-formal, mengejar passion, serta menghadapi tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini.
Pertama, Pendidikan Formal Sebagai Landasan Utama
Dalam sesi pembicaraan, para narasumber menyoroti pentingnya pendidikan formal sebagai pondasi dasar yang membentuk pola pikir kritis dan sistematis.
Pendidikan formal memberikan kerangka berpikir yang kokoh dan membantu kita beradaptasi dengan berbagai situasi di dunia kerja. Namun, mereka juga menekankan bahwa pendidikan formal bukanlah segalanya.
Pendidikan bukan hanya soal akademik di kelas, tetapi bagaimana kita bisa memanfaatkannya untuk menghadapi kehidupan.
Kedua, Mengasah Keterampilan di Pendidikan Non-Formal
Tak kalah penting, pendidikan non-formal juga mendapat sorotan dalam acara ini. ketiga pembicara mengingatkan bahwa pengalaman organisasi, pelatihan, dan kursus dapat membantu mengasah keterampilan yang jarang didapat dari bangku sekolah.
“Keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan kolaborasi adalah aspek penting yang diperoleh dari luar kelas,” jelas Najwa.
Menurutnya, melalui pengalaman-pengalaman ini, kita bisa belajar mengatasi tantangan nyata yang memperkuat daya saing.
Ketiga, Berani Mengejar Passion di Luar Kelas
Ketiga pembicara memberikan dorongan bagi anak muda untuk mengejar minat mereka di luar pendidikan formal. Banyak mahasiswa memiliki minat yang mungkin tidak terakomodasi di dalam kelas, sehingga mereka perlu berani bereksplorasi.
“Jangan ragu mencoba hal-hal baru di luar kelas, seperti magang, berorganisasi, atau bergabung dengan komunitas. Di situ kalian bisa menemukan dan memperdalam passion,” ucap Dee Lestari
Beliau menekankan bahwa pengalaman semacam ini bisa menjadi kesempatan menemukan bakat dan keahlian yang ingin ditekuni.
Keempat, Pentingnya Manajemen Waktu dan Prioritas
Mengelola waktu antara pendidikan formal dan aktivitas lain memang menjadi tantangan tersendiri. Nicholas Saputra membagikan pengalamannya tentang bagaimana pentingnya keterampilan manajemen waktu.
“Banyak mahasiswa merasa akademik mereka menyita seluruh waktu yang ada, padahal dengan manajemen waktu yang baik, kalian tetap bisa menjalani passion dan pendidikan secara seimbang,” tutur Mas Niko.
Kuncinya, menurutnya, adalah menyusun prioritas sehingga berbagai hal penting tetap bisa tercapai.
Kelima, Pendidikan sebagai Investasi Berkelanjutan
Para pembicara juga mendorong peserta untuk melihat pendidikan—baik formal maupun non-formal—sebagai investasi jangka panjang.
Menurut mereka, pendidikan adalah jalan untuk tumbuh, berkembang, dan memberikan dampak positif bagi orang lain.
Selain itu, para narasumber berpesan agar Gen Z tidak terjebak dalam stereotip negatif yang sering kali dilekatkan pada mereka.
Menurut mereka, Gen Z memiliki potensi luar biasa untuk menciptakan perubahan positif, asalkan mereka terus belajar, berani bereksplorasi, dan memanfaatkan berbagai peluang yang ada.
Dengan berbagai pesan inspiratif ini, Generasi Campus berhasil menjadi ajang yang mempertemukan aspirasi, semangat, dan optimisme bagi generasi muda.
Para peserta diajak untuk memandang pendidikan sebagai perjalanan holistik, di mana pengalaman, minat, dan kerja keras menjadi bekal penting dalam meraih masa depan yang gemilang.
Penulis Anggi Restian Zahra Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan