PWMU.CO – Ibu sebagai pendidikan pertama dan utama. Ibu harus menyehatkan dan memberi kehidupan yang gemilang bagi anak di mulai dari pemberian ASI (air susu ibu) secara optimal kepada anak. Demikian disampaikan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surabaya KH. Imanan dalam Seminar Muslimah bertema “Peran dan Tanggungjawab Wanita Muslimah” yang diselenggarakan MUI Surabaya di Auditorium The Millennium Building SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, (7/4).
Langkah itu, lanjut KH Imanan, selaras dengan perintah Allah SWT dalam firmanNya dalam al-Quran, bahwa: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan,” (QS al-Baqarah: 233). Jangka waktu 2 tahun memberi ASI pada anak bahkan disuratkan sejara gamblang dalam al-Quran. Banyak manfaat dalam pemberian ASI kepada anak. Diantaranya sebagai sumber kehidupan anak karena ibu mendidik anak untuk memberi cinta yang tulus, keramahan, dan kedekatan lahir-batin. Kemudian yang kedua, pengoptimalan ASI dapat mencegah kanker.
Bidan Puskesmas Pacarkeling Surabaya Desy Ana Yundari, A.Md.Keb. membenarkan analisa KH Imanan. Memberi ASI pada anak, menurut Desy amat kaya manfaat. ASI menjalin kedekatan lahir-batin ibu dan anak. ASI mengandung gizi seimbang yang sesui dengan kebutuhan anak (bayi). ASI mengandung antibodi sehingga anak tidak mudah sakit. Dan, ASI juga hemat, prktis, efektif, efisien. Suhunya sesuai suhu anak dan mengobati segala penyakit. ”Jika anak sakit dapat diobati dengan memberi asupan ASI,” katanya.
Ilmu kesehatan dunia, tambah Desy Ana, menegaskan fase menyusui yang baik dan benar ada dua fase. Pertama, tahapan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan. Dan, kedua, di usia mulai 7 bulan hingga 2 tahun pemberian ASI dibantu dengan asupan makanan bergizi lain. ”Dua tahun memberi asupan ASI pada anak berarti menyempurnakan diri menjadi Ibu seutuhnya. Berarti pula seorang ibu memberi pendidikan utama, yaitu mengajari cinta kasih tulus seorang ibu kepada anak,” tukas Desy. (mly/aan)