PWMU.CO – Ketua PDM Lamongan, Kiai Shodikin, menjadi pemateri dalam pengajian Jumat Wage bertema “Meneguhkan Ideologi untuk Mencetak Kader Tangguh dan Mandiri” di Masjid Al-Furqon, PRM Kebalandono, pada Jumat (8/11/2024). Kiai Shodikin menguraikan makna kata “teguh” sebagai sesuatu yang menancap kuat, lalu membacakan QS. Ibrahim Ayat 24:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا كَلِمَةًۭ طَيِّبَةًۭ كَشَجَرَةٍۢ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌۭ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.”
Kiai Shodikin menjelaskan bahwa ayat ini menggambarkan kalimah thayyibah (syahadat) sebagai pohon yang akarnya menghunjam kuat di bumi dan cabangnya bermanfaat atas izin Allah.
Menurutnya, kalimah thayyibah ini merupakan perumpamaan ideologi yang kokoh dan kuat. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam atau harakah Islamiyah tidak bisa dipisahkan dari ideologi, yang merupakan seperangkat paham kehidupan dan strategi perjuangan untuk mencapai cita-citanya.
Lebih lanjut, Kiai Shodikin mencontohkan kekuatan ideologi dari perjuangan rakyat Palestina. Anak-anak Palestina yang berusia 7-10 tahun, ketika ditanya mengapa tidak pindah ke Mesir atau negara lain, menjawab bahwa mereka ingin menjaga Islam dan Masjid Al-Aqsa. Bahkan ketika diancam mati, mereka tidak takut, karena percaya bahwa mati di jalan ini adalah syahid.
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang konsisten dengan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, mengajak umat untuk terus mengaji agar terhindar dari penyesalan di akhirat. Ia mengingatkan bahwa mereka yang masuk neraka kelak akan menyesal karena tidak memanfaatkan hidup untuk beramal saleh.
Dalam pengajian ini, Kiai Shodikin juga mengingatkan tentang kegiatan berbagi makan siang bergizi pada Jumat Wage (16/11/2024), sebagai bentuk gerakan kebaikan yang relevan dengan zaman. Ia menambahkan, program ini bisa menjadi peluang bisnis bagi yang ingin membuka katering untuk menyediakan makanan bergizi.
Gerakan ini sejalan dengan tujuan Muhammadiyah, yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam demi terwujudnya masyarakat Islam yang utama. Di akhir ceramahnya, Kyai Shodikin membacakan QS. al-Baqarah Ayat 177 sebagai pedoman tentang kebaikan:
لَّيْسَ ٱلْبِرَّ أَن تُوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلْكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۦنَ وَءَاتَى ٱلْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَٰهَدُوا۟ ۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِى ٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلْبَأْسِ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, tetapi kebajikan adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat, kitab, nabi, memberikan harta yang dicintai kepada kerabat, yatim, miskin, musafir, dan orang yang meminta, serta (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janji serta sabar dalam kesempitan dan penderitaan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan bertakwa.”
Kyai Shodikin menegaskan bahwa segala gerak-gerik kita selalu dipantau Allah, dari amal kecil hingga besar, dan malaikat mencatat aktivitas kita. Keyakinan pada hari kiamat seharusnya memperkuat komitmen kita dalam beramal saleh. (*)
Penulis Hilman Sueb Editor Wildan Nanda Rahmatullah