Oleh: Adam Firmansyah – Universitas Ahmad Dahlan
PWMU.CO – Psikologi pendidikan mempelajari cara individu belajar dan berkembang dalam konteks pendidikan. Fokus utamanya adalah memahami proses belajar, termasuk perkembangan kognitif dan interaksi sosial di lingkungan sekolah.
Psikologi pendidikan terkait erat dengan pengembangan pendidikan karakter yang didasarkan pada berbagai teori, seperti teori kognitif, behaviorisme, pembelajaran sosial, humanistik, moral, konstruktivisme, dan kecerdasan bangsa.
Beberapa teori yang berkaitan dengan pengembangan karakter antara lain:
- Teori Kognitif: Menekankan pada proses mental dalam memahami dan mengolah informasi, seperti berpikir, belajar, mengingat, dan memecahkan masalah.
- Teori Behaviorisme: Berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur.
- Teori Pembelajaran Sosial: Menekankan pembelajaran melalui observasi dan peniruan perilaku orang lain.
- Teori Humanistik: Mengutamakan potensi manusia untuk berkembang secara positif dan mencapai aktualisasi diri.
- Teori Moral: Menggunakan pendekatan sistematis untuk memahami tindakan yang dianggap benar.
- Teori Konstruktivisme: Menyatakan bahwa individu membangun pengetahuan dan pemahaman sendiri.
- Teori Kecerdasan Bangsa: Menggambarkan bagaimana kecerdasan bangsa dipengaruhi oleh faktor pendidikan, budaya, ekonomi, dan sosial.
Pendidikan Kemuhammadiyahan adalah sistem pendidikan yang dikembangkan oleh organisasi Muhammadiyah untuk membentuk karakter, akhlak, dan pengetahuan peserta didik berdasarkan nilai-nilai Islam. Di Indonesia, Muhammadiyah memainkan peran penting dalam penyebaran pendidikan melalui jaringan sekolah, kurikulum berbasis nilai, pengembangan sumber daya manusia, akses pendidikan, program beasiswa, dan kerjasama internasional.
Tokoh pelopor Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan, dikenal sebagai “Man of Action” dan “Man of Thought” karena berani mewujudkan gagasannya serta memiliki pemikiran yang kritis dan inovatif.
Penyebaran pendidikan Muhammadiyah dilakukan melalui berbagai jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi. Muhammadiyah juga menyebarkan pengaruhnya melalui organisasi seperti Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dan LAZISMU.
Pentingnya Pendidikan Karakter untuk Generasi Emas
Pendidikan karakter sangat penting dalam membekali generasi emas menghadapi tantangan masa depan. Karakter seperti integritas, empati, dan ketahanan membantu mereka beradaptasi di dunia yang terus berubah. Pendidikan karakter bertujuan membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kemampuan sosial dan emosional untuk berkontribusi secara aktif.
Kombinasi pendidikan akademis dan pengembangan karakter menciptakan generasi yang bertanggung jawab dan mampu bekerja sama dalam lingkungan yang beragam, menciptakan masa depan yang cerah dan berkelanjutan.
Pendekatan yang bisa dilakukan dalam pendidikan karakter meliputi:
- Memberikan teladan
- Pembelajaran kontekstual
- Diskusi dan kolaborasi
- Penerapan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran
- Penguatan positif
Faktor Penyebab Putus Sekolah dan Solusi untuk Mengatasinya
Banyak faktor yang menyebabkan pelajar putus sekolah, seperti ekonomi, kurangnya motivasi, lingkungan sosial, jarak atau akses, kesehatan, bullying, dan perkawinan dini. Di Indonesia, tingkat putus sekolah menunjukkan tren yang cukup tinggi, terutama di jenjang SMA/SMK.
Tingkat Pendidikan | 2021 | 2022 | 2023 |
---|---|---|---|
SD | 3,61% | 3,59% | 2,56% |
SMP | 6,45% | 5,95% | 4,78% |
SMA | 9,09% | 8,57% | 8,15% |
SMK | 11,13% | 9,42% | 9,31% |
DIPLOMA | 5,87% | 4,59% | 4,79% |
SARJANA | 5,98% | 4,80% | 5,18% |
Untuk mengurangi angka putus sekolah, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Meningkatkan akses pendidikan
- Program beasiswa dan bantuan finansial
- Peningkatan kualitas pendidikan
- Pendekatan keluarga
- Dukungan psikologis dan konseling
- Program pembelajaran alternatif
- Monitoring dan evaluasi
- Kolaborasi dengan komunitas pendidikan
Mengubah pola pikir generasi emas dalam pengembangan karakter melibatkan pendidikan holistik, model peran positif, pengalaman praktis, dialog terbuka, keterlibatan keluarga, pendidikan berbasis teknologi, dan evaluasi umpan balik.
Karakter yang baik, seperti sikap hormat dan tanggung jawab, penting bagi siswa untuk bisa membedakan perilaku yang tepat antara di sekolah dan di luar sekolah, sehingga pendidikan karakter menjadi kunci dalam menciptakan generasi yang siap menghadapi masa depan dengan sikap yang positif dan bertanggung jawab. (*)
Editor Wildan Nanda Rahmatullah