Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia oleh Habibi Rahmat Nugraha
PWMU.CO – Pendidikan adalah suatu hal yang disepakati menjadi hal pokok dari suatu negara. Kualitas pendidikan menjadi ikon paling penting disebuah negara. Kualitas pendidikan juga merupakan representasi dari maju atau tidaknya suatu negara.
Maju atau tidaknya suatu negara bisa dilihat dari indeks pendidikan dan kualitas pendidikan. Buruknya kualitas pendidikan suatu negara akan membuat negara tersebut menjadi negara yang tertinggal. Sejak tahun 1972 UNESCO (United Nations Education, Scientific, and Cultural Organization) atau organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB menegaskan bahwa pendidikan memiliki fungsi sebagai kunci membuka jalan dalam membangun dan memperbaiki negaranya.
Indonesia menjadi negara yang peduli terhadap pendidikan. Hal ini dapat dilihat dalam konstitusi tepat pada pasal 31 ayat (3 dan 4) bahwa pemerintah berkewajiban dalam menyelenggarakan pengajaran nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang di atur dalam undang-undang yang memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) dan APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah).
Masalah Pendidikan
Pendidikan tidak lepas dari hambatan, masalah pendidikan terbagi menjadi 2 yaitu mikro dan makro. Masalah mikro sendiri seperti masalah kurikulum, sedangkan masalah makro masalah masalah yang ditimbulkan dari dalam pendidikan. Permasalahan inilah yang menjadi penyebab utama rendahnya kualitas pendidikan di indonesia.
Menurut hasil survei mengenai sistem pendidikan menengah didunia pada tahun 2018 yang dikeluarkan oleh PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2019 yang lalu, Indonesia menempati posisi ke 74 dari 79 negara.berdasarkan hasil penelitian lainnya per januari tahun 2024 peringkat IQ nasional Indonesia di asia adalah peringkat 36, sementara IQ nasional Indonesia di dunia menempati posisi ke 130.
Dengan rata-rata iq nasional Indonesia yaitu 78,49. Hal semacam ini menjadi hal yang sangat memprihatinkan untuk negara dengan populasi terbesar ke-4 dunia, seharusnya pendidikan bisa meningkatkan kualitas SDM (sumber daya manusia) namun nyatanya tidak seperti itu.
Dengan kondisi pendidikan Indonesia yang seperti ini, Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan negara lain. Banyak faktor penghambat kemajuan pendidikan di Indonesia. Faktor penentu kemajuan pendidikan bisa dikarenakan peserta didik, peran seorang guru, kondisi ekonomi, sarana dan prasarana, serta lingkungan.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara etimologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu “paedagogie”, terdiri dari kata “pais” yang berarti anak dan “again” berarti membimbing. Sehingga memiliki arti membimbing anak.
Sedangkan dalam Bahasa inggris berasal dari kata “to educate” berarti memperbaiki moral. Pendidikan merupakan situasi kehidupan yang bisa mempengaruhi pertumbuhan manusia sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam kondisi lingkungan disepanjang kehidupan. Arti sempitnya, pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umumnya disekolah sebagai Lembaga pendidikan.
Pendidikan juga di sebut dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (UU SISDIKNAS).dalam pasal 1 ayat (1) diterangkan bahwa pendidikan adalah usaha yang sadar serta terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, tujuannya adalah supaya peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi dirinya. Dengan demikian, pendidikan sangat penting bagi kelangsungan negara untuk bertransformasi menjadi negara maju.
Pendidikan disepakati menjadi hal pokok dinegara manapun. Indonesia sendiri menjadi negara yang peduli terhadap pendidikan. Namun pendidikan tidak lepas dari permasalahan dan hambatan tercapainya kualitas pendidikan yang baik. Ada 2 faktor atau permasalahan yang menghambat, yaitu masalah makro dan mikro.
Permasalahan makro mencakup :
a. Kurikulum yang berubah-ubah dan membingungkan
b. Pendidikan kurang merata
c. Penempatan guru tidak sesuai dengan bidang studinya
d. Rendahnya kualitas guru
sedangkan masalah mikro mencakup:
a. Metode belajar monoton dan kaku
b. Sarana dan prasarana tidak memadai
c. Rendahnya prestasi siswa (*)
Editor Syahroni Nur Wachid