Transformasi Digital Islami: Peran Muhammadiyah dalam Era Kecerdasan Buatan oleh Maghfirahafiah Nadhifa
PWMU.CO – Perkembangan teknologi telah membawa dunia memasuki era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), di mana inovasi ini berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan hingga ekonomi. Sebagai organisasi Islam yang berkomitmen pada gerakan pencerahan, Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam memanfaatkan teknologi ini untuk mendukung kemajuan umat. Dalam konteks ini, Muhammadiyah tidak hanya dituntut untuk adaptif, tetapi juga proaktif dalam mengintegrasikan AI ke dalam aktivitas dakwah, pendidikan, dan filantropi, berlandaskan nilai-nilai Islam.
Dalam al-Quran Allah berfirman dalam QS al-Baqarah : 2, “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” Ayat ini menggarisbawahi pentingnya menjadikan al-Quran sebagai panduan, termasuk dalam menghadapi perkembangan teknologi. Muhammadiyah dapat mengembangkan ekosistem digital berbasis AI yang sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar. Teknologi harus dimanfaatkan untuk menyebarkan kebaikan, memperkuat keimanan, dan memberdayakan umat.
A. Pendidikan Berbasis AI
Salah satu bidang yang paling potensial untuk dioptimalkan dengan AI adalah pendidikan. Muhammadiyah memiliki ribuan sekolah dan universitas di seluruh Indonesia. Dengan teknologi AI, pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa, menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan efektif.
Platform berbasis AI dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar, memberikan materi tambahan, dan memberikan penilaian yang lebih objektif. Pendidikan agama juga dapat ditingkatkan melalui teknologi ini. Aplikasi berbasis AI dapat menyediakan konten Islami yang interaktif, seperti tafsir al-Quran atau hadits yang dilengkapi dengan simulasi dan animasi.
Dengan ini nilai-nilai Islam dapat diajarkan dengan cara yang menarik dan relevan. Sebagaimana firman Allah dalam QS al-Mujadilah : 11, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Teknologi dapat menjadi sarana untuk mencapai derajat tersebut.
B. Dakwah Digital dan Inovasi Teknologi
Muhammadiyah memiliki misi dakwah yang luas dan inklusif. Dalam era digital, dakwah dapat dilakukan melalui platform online, dengan bantuan AI untuk menganalisis kebutuhan masyarakat. AI dapat mempersonalisasi pesan dakwah, memastikan bahwa konten yang disampaikan relevan dan mudah dipahami oleh audiens. Teknologi ini juga memungkinkan interaksi dua arah yang lebih intensif, seperti menjawab pertanyaan keagamaan atau memberikan bimbingan spiritual secara otomatis.
Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. An-Nahl: 125, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” Teknologi memberikan kesempatan untuk melaksanakan dakwah dengan cara yang bijaksana, modern, dan luas jangkauannya.
C. Teknologi untuk Keadilan Sosial
Selain pendidikan dan dakwah, Muhammadiyah juga dikenal dalam bidang filantropi. Dengan AI, pengelolaan zakat, infaq, dan sedekah dapat dilakukan secara transparan dan efisien. Platform berbasis blockchain, misalnya, memungkinkan pencatatan setiap transaksi secara terbuka, sehingga umat dapat memantau distribusi dan dampak kontribusinya.
Lebih dari itu, AI dapat membantu Muhammadiyah dalam menganalisis data kemiskinan dan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan data ini, program pemberdayaan dapat dirancang lebih tepat sasaran, menjangkau kelompok yang paling membutuhkan. Prinsip ta’awun
atau saling tolong-menolong dalam kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam QS al-Maidah: 2, dapat diwujudkan dengan lebih optimal melalui teknologi.
D. Etika dalam Pemanfaatan Teknologi
Meskipun teknologi membawa banyak manfaat, penggunaannya harus tetap berlandaskan pada etika dan moral Islami. AI, sebagaimana alat lainnya, memiliki potensi untuk disalahgunakan, misalnya dalam manipulasi data atau penyebaran informasi palsu.
Muhammadiyah perlu memastikan bahwa setiap inovasi teknologi yang diadopsi sesuai dengan prinsip keadilan, kejujuran, dan kemaslahatan umat.
Sebagaimana Allah mengingatkan dalam QS al-Isra: 36, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” Dalam menghadapi era teknologi, Muhammadiyah harus senantiasa berhati-hati, memastikan bahwa semua inovasi yang digunakan didasarkan pada pengetahuan yang benar dan dipandu oleh nilai-nilai Qur’ani.
E. Menuju Indonesia Berkemajuan
Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan secara bijak, Muhammadiyah dapat memainkan peran kunci dalam mewujudkan Indonesia yang tidak hanya maju secara teknologi, tetapi juga kokoh secara spiritual. Transformasi digital yang dilakukan
Muhammadiyah harus menjadi contoh bagaimana teknologi dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam untuk menciptakan masyarakat yang seimbang antara kemajuan duniawi dan kehidupan akhirat.
Sebagaimana firman Allah dalam QS al-Mulk : 3-4, “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” Ayat ini mengajarkan pentingnya keselarasan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam penerapan teknologi. Dengan pendekatan yang Islami, Muhammadiyah dapat membimbing umat menuju pencerahan, menjadikan teknologi sebagai alat untuk mencapai keseimbangan hidup yang diridhai Allah.
Jadi, transformasi digital Islami bukan hanya sekadar adaptasi terhadap kemajuan zaman, tetapi juga merupakan tanggung jawab moral dan spiritual. Muhammadiyah, dengan visi besarnya, dapat memimpin gerakan ini, menjadikan AI sebagai sarana untuk memperluas dakwah, meningkatkan kualitas pendidikan, dan memperkuat solidaritas sosial. Dengan demikian, gerakan pencerahan Muhammadiyah dapat membawa Indonesia ke arah kemajuan yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam, menciptakan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Allahu A’lam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim.
Al-Faruqi, Ismail Raji. Islam and Culture. Kuala Lumpur: International Islamic Federation of Student Organizations, 1980.
Asari, Hasan. Agama dan Teknologi dalam Perspektif Islam. Bandung: Mizan, 2004.
Effendy, Din Syamsuddin. Islam Berkemajuan: Teologi, Pemikiran, dan Aksi Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2015.
Nasr, Seyyed Hossein. Science and Civilization in Islam. Cambridge: Harvard University Press, 1968.
Nugroho, Dwi Rahayu. “Peran Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan Islam.” Jurnal Pendidikan Islam, vol. 12, no. 1, 2023, pp. 45-60.
Rifai, Muhamad. Transformasi Digital dalam Perspektif Islam. Jakarta: Lentera Hati, 2021. Surahman, Muhammad. “Dakwah Digital Muhammadiyah: Peluang dan Tantangan di Era
Revolusi Industri 4.0.” Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam, vol. 8, no. 2, 2022, pp. 85-102.
Syamsuddin, Haedar. Paradigma Gerakan Muhammadiyah dalam Era Digital. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2019.
Yunus, Mahmud. Tafsir Qur’an Karim. Jakarta: Hidakarya Agung, 2010. (*)
Editor Syahroni Nur Wachid