PWMU.CO – Penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Kringa, Natagahar, dan Bogonata, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, menerima bantuan dari Relawan Muhammadiyah pada Ahad (10/11/2024). Bantuan yang diberikan mencakup sembako, obat-obatan, alat mandi, serta kebutuhan pokok lainnya.
Selain menyalurkan bantuan, tim kesehatan dari KlinikMu Ende yang tergabung dalam relawan juga memberikan pemeriksaan kesehatan dan obat-obatan kepada para penyintas yang memerlukan.
Tim relawan Muhammadiyah yang terlibat dalam aksi ini terdiri atas MDMC, IMM Sikka dari Universitas Muhammadiyah Maumere (Unimof), KlinikMu Ende, KPA Talas, serta guru-guru MI Muhammadiyah Waioti.
Komitmen Muhammadiyah dalam Respon Kemanusiaan
Sahdan Saputra, perwakilan Relawan Muhammadiyah, menyatakan bahwa aksi ini merupakan wujud komitmen Muhammadiyah untuk merespons bencana secara cepat dan menyeluruh. Selain menyalurkan bantuan dan layanan kesehatan, relawan juga mengadakan program pemulihan psikologis (trauma healing) melalui kegiatan edukatif dan hiburan.
“Kami berharap kehadiran Relawan Muhammadiyah dapat memberikan ketenangan dan harapan, sehingga para penyintas tetap semangat menjalani aktivitas sehari-hari,” ujar Sahdan.
Mitigasi Bencana Berbasis Kekhasan Lokasi
Secara terpisah, Ketua Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Budi Setiawan, menekankan pentingnya mitigasi bencana yang disesuaikan dengan karakteristik lokasi. Ia menjelaskan bahwa bencana erupsi gunung berapi memiliki sifat yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi gunung tersebut.
“Gunung Lewotobi Laki-laki tidak seperti gunung-gunung aktif lainnya, seperti Merapi atau Semeru, yang selalu dipantau secara intensif. Gunung ini tiba-tiba berstatus awas tanpa tanda-tanda sebelumnya,” jelas Budi.
Ia menambahkan bahwa setiap gunung memiliki karakteristik unik, sehingga pendekatan mitigasi harus disesuaikan dengan potensi bencana di masing-masing wilayah. Untuk itu, LRB di setiap daerah diimbau memperhatikan kondisi lokal guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Program tanggap darurat untuk erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki ini direncanakan berlangsung hingga Desember atau lebih lama jika diperlukan, dengan perencanaan yang matang untuk mendukung para penyintas secara berkelanjutan. (*)
Penulis Wildan Nanda Rahmatullah Editor Azrohal Hasan