Oleh: Suluh Demes
PWMU.CO – Dalam konteks gerakan Muhammadiyah, yang dikenal sebagai pelopor pendidikan Islam yang progresif di Indonesia, pendidikan bukan hanya sekedar transmisi ilmu, tetapi juga sebagai alat pembentukan karakter dan pemberdayaan sosial. Ide Islam Berkemajuan atau “Progressive Islam” yang diusung oleh Muhammadiyah menekankan aspek pembaharuan (tajdid) dalam rangka mengadaptasi nilai-nilai Islam ke dalam konteks modern Indonesia, sehingga dapat mendukung terciptanya masyarakat yang berkeadaban dan berkemajuan.
Namun, dalam pelaksanaannya, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh para pendidik di lingkungan Muhammadiyah, salah satunya adalah masalah ketidakadilan dalam hal kesejahteraan, seperti yang dialami salah satu pendidik di TPQ Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Kota Surabaya.
Gerakan Pencerahan dalam Pendidikan Muhammadiyah
Muhammadiyah memiliki konsep dakwah pencerahan yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan kemajuan. Pendidikan yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah diarahkan untuk membentuk generasi yang tidak hanya terampil secara akademis, tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkontribusi positif terhadap masyarakat.
Pendidikan ini bukan hanya bertujuan untuk mencetak intelektual, melainkan juga memperkuat karakter peserta didik dengan nilai-nilai keislaman dan kemasyarakatan yang moderat, yang dapat menjadi bekal untuk kehidupan yang lebih seimbang.
Tantangan dalam Pendidikan Muhammadiyah
Dalam konteks praktis, masalah kesejahteraan guru, terutama di lembaga non-formal seperti TPQ, menjadi isu yang cukup pelik. Situasi yang pendidik hadapi, di mana gaji yang seharusnya diberikan oleh pemerintah malah tidak di distribusikan oleh pengurus (bendahara) TPQ, mencerminkan adanya persoalan dalam manajemen dan transparansi keuangan di beberapa lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Fenomena ini tidak hanya merugikan para pengajar, tetapi juga merusak reputasi institusi pendidikan itu sendiri sebagai lembaga yang seharusnya mengedepankan nilai-nilai keadilan dan keberpihakan terhadap para pendidik.
Penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan pendidikan berbasis Islam yang baik, termasuk di Muhammadiyah, sangat memerlukan transparansi dan akuntabilitas, terutama dalam hal manajemen sumber daya manusia dan keuangan. Hal ini agar kualitas pendidikan dapat tetap terjaga dan para pengajar merasa dihargai dan didukung secara finansial maupun moral.
Peran Pemerintah dalam Mendukung Pendidikan Muhammadiyah
Dukungan pemerintah dalam bentuk bantuan finansial, seperti yang pendidik terima, seharusnya dapat menjadi jaminan kesejahteraan para guru yang berperan dalam pendidikan di TPQ.
Namun, kasus terkait gaji ini menunjukkan perlunya regulasi dan pengawasan yang lebih ketat dari pihak terkait, agar dana yang dialokasikan benar-benar sampai ke tangan para pendidik tanpa adanya hal yang tidak sesuai seperti ini.
Dalam konteks Islam Berkemajuan yang diusung Muhammadiyah, integritas dalam pengelolaan keuangan di lembaga pendidikan merupakan hal esensial agar pendidikan benar-benar berfungsi sebagai alat untuk memajukan bangsa. Ini juga sejalan dengan ajaran Islam mengenai keadilan dan amanah dalam mengelola harta.
Dalam Islam, pengelolaan harta harus didasarkan pada prinsip amanah dan keadilan, yang seharusnya dipraktikkan oleh setiap pengurus TPQ sebagai bentuk pengabdian terhadap nilai-nilai Muhammadiyah.
Refleksi dan Solusi
Situasi yang pendidik alami di TPQ Muhammadiyah Kota Surabaya seharusnya menjadi refleksi bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pendidikan Muhammadiyah untuk memastikan bahwa prinsip Islam Berkemajuan benar-benar diterapkan secara adil.
Penting untuk mengembalikan komitmen pada nilai-nilai keislaman yang inklusif, berkeadilan, dan menempatkan kesejahteraan pendidik sebagai prioritas utama.
Di samping itu, sistem monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan keuangan di lembaga pendidikan Muhammadiyah harus ditingkatkan agar setiap bentuk bantuan pemerintah sampai kepada yang berhak. Ini termasuk pengawasan terhadap pengurus yang bertugas dalam pengelolaan dana pendidikan agar dapat mengemban tugasnya dengan integritas dan transparansi yang tinggi.
Penutup
Peristiwa yang pendidik alami adalah cerminan tantangan yang lebih luas dalam mengelola pendidikan Islam yang berkemajuan di Indonesia. Muhammadiyah sebagai pelopor pendidikan Islam diharapkan dapat menjaga konsistensi nilai-nilai keadilan dan transparansi dalam mengelola lembaga pendidikannya.
Semoga pengalaman pendidik dapat menjadi bahan refleksi bagi pihak-pihak terkait untuk memperbaiki sistem pengelolaan yang lebih berkeadilan, sehingga Muhammadiyah dapat terus menjadi inspirasi dalam pendidikan berkemajuan yang berakar pada nilai-nilai Islam dan menjunjung tinggi kesejahteraan para pendidik. (*)
Editor Wildan Nanda Rahmatullah