Oleh: Liset Ayuni SPsi
PWMU.CO – Di tengah dinamika perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi yang pesat, Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia terus menunjukkan peran pentingnya dalam menghadirkan pencerahan bagi masyarakat.
Salah satu pilar utama dari gerakan Muhammadiyah adalah pendidikan, yang telah dijalankan sejak lebih dari satu abad yang lalu.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada pengajaran ilmu pengetahuan dan agama, tetapi juga beradaptasi dengan era disrupsi yang mengharuskan kita untuk menghadapi tantangan global, terutama dalam hal teknologi dan kesenjangan pendidikan.
Pendidikan Muhammadiyah: Pilar Pencerahan yang Kuat
Sejak didirikan pada 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah telah mengedepankan pendidikan sebagai alat utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dengan lebih dari 17.000 lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, Muhammadiyah telah berkontribusi besar dalam menyelenggarakan pendidikan berkualitas, terutama bagi masyarakat yang kurang terjangkau oleh lembaga pendidikan negeri.
Namun, pendidikan Muhammadiyah tidak hanya sebatas mengajar pengetahuan akademik. Muhammadiyah menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak dalam setiap proses belajar mengajar.
Konsep pendidikan yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai Islam yang moderat menjadi ciri khas yang membedakan lembaga- lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Di dalam kurikulumnya, tidak hanya pengembangan intelektual yang ditekankan, tetapi juga pembentukan karakter yang memadai, sehingga para siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki akhlak yang baik dan siap menghadapi tantangan global.
Adaptasi Muhammadiyah terhadap Era Disrupsi: Inovasi dalam Pendidikan
Di era disrupsi, teknologi berkembang dengan sangat cepat, memengaruhi berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Di hadapan tantangan ini, Muhammadiyah telah menunjukkan respons yang cepat dan strategis.
Organisasi ini tidak hanya menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, tetapi juga berinovasi dengan memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar.
Universitas Muhammadiyah, yang kini telah berkembang menjadi 171 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, terus berinovasi dalam pengembangan kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman.
Misalnya, beberapa universitas Muhammadiyah sudah mengembangkan kurikulum berbasis teknologi, ekonomi digital, dan ilmu kesehatan yang berfokus pada riset dan pengembangan. Integrasi teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dalam pembelajaran, seperti penggunaan platform daring untuk perkuliahan dan aplikasi pembelajaran, telah menjadi bagian dari upaya Muhammadiyah menjawab tantangan era digital.
Lebih lanjut, Muhammadiyah juga mengintegrasikan pendidikan berbasis teknologi ke dalam sekolah-sekolah yang dikelolanya.
Misalnya, aplikasi pembelajaran yang dapat diakses siswa melalui ponsel pintar telah diperkenalkan, serta pelatihan untuk para guru agar dapat menggunakan teknologi secara efektif dalam proses pengajaran.
Melalui upaya ini, Muhammadiyah tidak hanya menciptakan sekolah yang modern dan siap dengan tantangan global, tetapi juga memastikan bahwa siswa mendapatkan akses yang adil terhadap teknologi pendidikan.