PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi menyampaikan pidato pada Milad ke-112 Muhammadiyah yang berlangsung Senin (18/11/2024).
Pidato ini disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Muhammadiyah Channel.
Mengusung tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua,” Haedar menegaskan bahwa Muhammadiyah berkomitmen mewujudkan kemakmuran dalam bingkai Islam Berkemajuan.
Ia menyebutkan, semangat ini diwujudkan melalui praksis “Pengkhidmatan,” yang dalam konteks kebangsaan berarti berperan aktif dalam membangun bangsa dan negara.
Haedar menjelaskan bahwa Muhammadiyah memandang Indonesia sebagai Dar al-‘Ahdi wa al-Syahadah, atau “Negara Perjanjian dan Kesaksian.” Pemahaman ini mencerminkan kewajiban setiap warga negara untuk mengabdi demi kemajuan bangsa.
Muhammadiyah, lanjutnya, telah membuktikan kontribusinya melalui peran tokoh-tokohnya dalam mentransformasi kesadaran kesukuan menjadi kesadaran kebangsaan, mencerdaskan masyarakat, meletakkan fondasi negara, serta memajukan bangsa.
Muhammadiyah juga memperkokoh perannya dengan gagasan “Negara Pancasila sebagai Dar al-‘Ahdi wa al-Syahadah,” sebuah fiqh politik baru yang mengharmoniskan hubungan Islam dan negara Indonesia.
Menghadirkan Indonesia Berkemajuan
Haedar mengingatkan bahwa Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi bangsa maju, adil, dan bermartabat. Modal tersebut meliputi:
Pertama, Posisi geopolitik strategis. Kedua, Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati. Ketiga, jumlah penduduk yang besar. Keempat, Kemajemukan sosial budaya.
Namun, ia juga menyoroti berbagai masalah yang menghambat kemajuan, seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan kelemahan mentalitas pada sebagian elit dan masyarakat. Kondisi ini menyebabkan Indonesia kehilangan banyak momentum untuk menjadi negara maju.
Rekonstruksi Kehidupan Kebangsaan
Dalam upaya “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua,” Haedar menekankan pentingnya rekonstruksi kehidupan kebangsaan. Upaya ini harus melibatkan aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam dimensi politik, ekonomi, budaya, dan lainnya.
Ia juga menyebutkan sejumlah faktor strategis untuk mendukung rekonstruksi tersebut, di antaranya:
- Agama sebagai sumber nilai kemajuan.
- Pendidikan yang mencerahkan.
- Institusi progresif yang mendukung keadaban publik.
- Sumber daya manusia unggul dengan kepemimpinan profetik.
Haedar menutup pidatonya dengan mengajak seluruh komponen bangsa, khususnya warga Muhammadiyah, untuk terus berjuang mewujudkan Indonesia Berkemajuan.
“Dengan modal besar yang kita miliki, mari kita optimalkan potensi bangsa ini demi terciptanya kemakmuran bagi semua,” pungkasnya.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan