Oleh: Delfiana Putri Ulandari
PWMU.CO – Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam yang mengusung konsep amar ma’ruf nahi munkar. Selain itu, Muhammadiyah sering disebut dengan berbagai identitas, seperti Islam Modernis, Islam Moderat, Islam Murni, dan Islam Berkemajuan. Organisasi ini didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912, dengan asas perjuangan yang berlandaskan Islam dan kebangsaan Indonesia.
Sebagai organisasi Islam, Muhammadiyah bergerak di berbagai bidang seperti keagamaan, pendidikan, sosial budaya, kesehatan, dan ekonomi. Semua aktivitas ini bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan lahir dan batin. Dalam bidang ekonomi, program pembangunan Muhammadiyah fokus pada persoalan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Kajian dalam bidang ini memerlukan perhatian pada gerakan ekonomi sebagai salah satu indikator pertumbuhan dan pembangunan masyarakat.
Gerakan ekonomi Muhammadiyah tidak dimaksudkan untuk menjadi ideologisasi ekonomi, tetapi untuk mendorong kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi ekonomi. Dengan memanfaatkan potensi yang ada, gerakan ini diharapkan mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Keterlibatan dan kerja sama warga Muhammadiyah menjadi faktor utama keberhasilan gerakan ekonomi tersebut.
Konsep Community-Based Economic Development (CBED)
Gerakan ekonomi Muhammadiyah sangat erat kaitannya dengan konsep Community-Based Economic Development (CBED). Instrumen utama dalam pengembangan dan pertumbuhan ekonomi Muhammadiyah meliputi investasi, industri, teknologi informasi, dan peran individu. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan solidaritas komunitas, mewujudkan keadilan distribusi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Melalui potensi ekonomi yang dimiliki, Muhammadiyah diharapkan terus menggerakkan amal usaha dan organisasi dengan menumbuhkan investasi, membangun industri sebagai penunjang amal usaha, serta menciptakan sistem ekonomi jamaah. Langkah ini diharapkan menjadi bagian dari program jangka panjang Muhammadiyah di abad kedua keberadaannya. Jika dijalankan dengan baik oleh warga, anggota, kader, dan simpatisan Muhammadiyah, organisasi ini akan kembali menjadi kekuatan masyarakat sipil seperti pada masa awal pendiriannya.
Faktor Pendukung Gerakan Ekonomi Muhammadiyah
Untuk memajukan gerakan ekonomi Muhammadiyah, terdapat beberapa faktor pendukung utama:
- Optimalisasi Kekuatan Ekonomi Berbasis Warga Muhammadiyah
Kiai Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, menyadari pentingnya aspek ekonomi dalam mencapai cita-cita gerakan. Dakwah yang didukung oleh pelaku ekonomi berpengetahuan luas dan dilandasi keimanan mampu menyebarkan nilai-nilai Islam secara lebih efektif. - Peningkatan Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Pergerakan Muhammadiyah terus bertahan melintasi zaman karena didasari nilai keimanan dan rasionalitas yang diwariskan oleh para pendirinya. Potensi SDM ini harus terus dikembangkan sebagai modal penggerak utama. - Diversifikasi Gerakan Ekonomi dalam Amal Usaha
Muhammadiyah memiliki peluang besar untuk mengembangkan berbagai sektor ekonomi jika dikelola secara optimal dengan dasar nilai-nilai profetik. Aktivitas ekonomi ini melibatkan pelaku yang terjun langsung, bukan sekadar pengamat atau penganjur. - Konsep Gerakan Ekonomi Amal Usaha Muhammadiyah
Amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi memiliki potensi besar untuk mendukung kekuatan ekonomi organisasi. Jika dikelola secara terkoordinasi, amal usaha ini dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Peran Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan menjadi kunci dalam merumuskan dan menjalankan program kerja yang mendukung pengembangan ekonomi organisasi dan masyarakat.
Melalui gerakan ekonomi yang melibatkan anggota Muhammadiyah dan amal usahanya, Muhammadiyah berupaya mewujudkan cita-cita pilar ketiganya: pengembangan ekonomi organisasi dan masyarakat. Dengan ini, Muhammadiyah diharapkan terus berkontribusi bagi kemajuan Indonesia. (*)
Editor Wildan Nanda Rahmatullah