Kampus Muhammadiyah tidak hanya mengajarkan kurikulum akademik, tetapi juga dalam membangun karakter dan keyakinan akan potensi diri. (Tangkapan Layar YouTube bapstudio gorontalo/PWMU.CO).
Oleh Eka Sandri Yusuf
PWMU.CO – Setiap jalan kehidupan membawa takdir yang tidak pernah kita duga. Dulu, aku penuh harapan untuk diterima di kampus negeri yang ternama, namun takdir berkata lain.
Saat pengumuman seleksi tiba, aku gagal meraih kursi di kampus impian. Meski dengan perasaan kecewa, aku tetap menerima takdir tersebut dengan memilih takdir lain yang diberi.
Universitas Muhammadiyah Gorontalo, sebuah kampus yang meski tak pernah masuk pada list kampus imipianku, justru menjadi takdir yang Allah beri sebagai jalan menggapai mimpiku.
Temukan Titik Terang
Meski opini tentang kampus swasta membuatku ragu akan kualitas pendidikan di sana, ditambah kampus ini terletak di provinsi yang masuk lima besar daerah termiskin di Indonesia. Namun, bagaimanapun aku tidak memiliki banyak pilihan, dan dengan berat hati, aku melangkah dan memilih untuk masuk ke kampus ini.
Awal masa perkuliahan, aku berusaha menjalani hari-hari sebagai mahasiswa. Namun, seperti mayoritas mahasiswa baru lainnya, aku melakukannya tanpa gairah besar. Harapan yang dulu menggebu-gebu untuk belajar di kampus negeri kini meredup, aku berkuliah sekadar untuk memenuhi tanggung jawab.
Namun, seiring waktu, aku mulai memahami bahwa takdir berada di kampus ini ternyata memiliki kebaikan yang tersembunyi. Ada hikmah dalam setiap langkah yang Allah tetapkan, dan perlahan-lahan aku mulai menerima kenyataan ini sebagai bagian dari rencana-Nya yang lebih besar.
Pemikiran bahwa Kampus Muhammadiyah hanyalah kampus swasta dengan pendidikan biasa saja ternyata telah mengubah pandanganku. Aku mulai menemukan titik-titik terang yang sebelumnya tidak terlihat, ternyata kampus ini bukan sekadar tempat untuk duduk mendengarkan kuliah atau mengumpulkan nilai akademik.
Suasana yang hangat, dukungan dari dosen, dan lingkungan yang terbuka mulai membentuk pola pikirku yang berbeda. Di kampus ini, potensi diriku yang semula terkubur mulai terpanggil, dan keyakinan untuk mengembangkan kemampuan diriku semakin kuat.
“Tidak hanya sekadar menjalani kuliah, tetapi juga diarahkan untuk mengasah keterampilan dan nilai-nilai yang bermanfaat.”
Kalimat tersebut mungkin dapat menggambarkan bagaimana pandanganku terhadap pendidikan di Muhammadiyah telah berubah. Banyak kesempatan datang menghampiri melalu kampus ini, dan aku pun memanfaatkannya dengan sungguh-sungguh.
Dari mengikuti kegiatan kampus hingga mencoba berpartisipasi dalam lomba menulis, langkah-langkah kecil ini mulai membuahkan hasil. Berkat bimbingan dan arahan yang kudapatkan dari para dosen di kampus ini, beberapa pencapaian mulai kudapatkan, termasuk kemenangan dibanyak perlombaan menulis.
Semua ini menjadi pengalaman berharga yang melampaui bayangan awal tentang kuliah di kampus muhammadiyah, memperkaya perjalanan pendidikanku dan membangun kepercayaan diriku.
Keistimewaan Kampus Muhammadiyah
Lebih dari itu, aku mendapat inspirasi besar dari sosok-sosok yang luar biasa di kampus ini. Salah satunya adalah rektor kampus yang tulisannya sering kubaca di perpustakaan dan kuliah umum yang sering ia berikan kepada kami para mahasiswa.
Pemikirannya tentang pentingnya pendidikan sebagai alat untuk membangun masa depan dan berkontribusi pada masyarakat membuka mata dan mengubah pandanganku. Beliau menjadi teladan bagi kami, para mahasiswa, untuk melihat pendidikan sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih baik.
Selain itu, seorang dosen di jurusanku yakni jurusan sastra arab, dengan dedikasi yang tinggi, terus memotivasi kami untuk mencintai ilmu dan mengeksplorasi wawasan yang lebih luas.
Tahun 2023 menjadi penanda berakhirnya perjalanan istimewa dalam hidupku di kampus ini. Melalui pendidikan dari Muhammadiyah akhirnya aku dapat meninggalkan kampus ini dengan penuh rasa bangga dengan jejak prestasi yang telah aku dapatkan.
Dukungan serta bimbingan para dosen telah membekaliku dengan ilmu dan pengalaman berharga. Salah satunya melalui program magang kampus, yang membuka jalan bagiku untuk menjadi seorang pengajar di salah satu pondok pesantren di daerahku, bahkan sebelum resmi diwisuda. Pengalaman ini menjadi penutup yang indah dalam perjalananku di kampus ini.
Pengalaman ini mengajarkan padaku bahwa pendidikan bukan hanya soal di mana kita belajar, tetapi tentang bagaimana kita memanfaatkan kesempatan itu untuk terus bertumbuh.
Kampus Muhammadiyah telah mengajarkan banyak hal, tidak hanya melalui kurikulum akademik, tetapi juga dalam membangun karakter dan keyakinan akan potensi diri. Di sini, aku belajar bahwa pendidikan sejati adalah lentera yang menerangi jalan menuju cita-cita, tak peduli dari mana kita berasal.
Muhammadiyah memberikan perspektif baru tentang bagaimana pendidikan dapat menjadi lentera yang membimbing setiap insan dalam meraih mimpi. Aku kini mengerti bahwa apa yang semula kupandang sebagai pilihan kedua bahkan tidak masuk dalam pilihan, ternyata adalah takdir terbaik yang telah Allah siapkan.
Setiap langkah dalam perjalanan ini, seperti potongan warna dalam kaleidoskop, menyatu membentuk gambaran yang indah. Kampus Muhammadiyah telah menjadi bagian dari kaleidoskop mimpiku untuk meraih masa depan yang indah. Bukan hanya bagi diriku, tetapi bagi pendidikan bangsa Indonesia yang lebih baik dan maju.
Editor Danar Trivasya Fikri