Oleh Adriansyah Admadja
PWMU.CO – Muhammadiyah merupakan organisasi Islam tertua di Indonesia, pada tanggal 18 November 2024 ini Muhammadiyah sudah berusia 112 tahun. Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta.
Pengaruh dan perkembangan Muhammadiyah tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial, politik, dan ekonomi yang dialami Indonesia pada awal abad ke-20. Dalam masa penjajahan, banyak masyarakat Indonesia yang merasakan efek dari imperialisme Barat. KH Ahmad Dahlan, yang terinspirasi oleh gerakan reformasi Islam di Timur Tengah yang berusaha membawa perubahan sosial melalui pendidikan dan pemahaman Islam yang lebih progresif.
Salah satu langkah awal KH Ahmad Dahlan adalah mendirikan sekolah yang tidak sekedar mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengajarka ilmu pengetahuan umum. Dengan semangat “Tashfiyah” (pembersihan ajaran) dan “Tajdid” (perbaruan), Muhammadiyah berusaha membersihkan praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran Islam. Dan sekaligus dan memperbaharui pemikiran Islam agar lebih relevan dengan kondisi zaman.
Hal tersebut menjadikan Muhammadiyah tidak hanya sebagai organisasi keagamaan, tetapi juga sebagai lembaga sosial dan pendidikan yang visioner.
Muhammadiyah dalam Sejarah Kemerdekaan
Pada masa gerakan kemerdekaan, KH. Ahmad Dahlan sebagai tokoh pendiri Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting dalam kemerdekaan Indonesia. Ia mengedepankan semangat pembaruan dan penegakan nilai-nilai Islam yang moderat. Serta, setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, pemuda-pemuda Muhammadiyah yang bergabung dalam barisan perlawanan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, termasuk dalam mengisi jalur diplomasi dan militer.
Insinyur Soekarno sebagai salah satu tokoh penting berdirinya Republik Indonesia ini dan Presiden pertama, selama masa pengasingannya di Bengkulu (1938-1942) juga pernah menjadi guru di sekolah Muhammadiyah dan aktif dalam organisasi Muhammadiyah.
Tak hanya itu, di masa penjajahan Muhammadiyah juga menjadi salah satu pelopor dalam menyebarkan semangat nasionalisme di kalangan rakyat. Melalui pendidikan, organisasi ini memberikan pemahaman tentang pentingnya kemerdekaan dan hak-hak individu. Saat menjelang kemerdekaan pada tahun 1945, Muhammadiyah berpartisipasi aktif dalam gerakan kemerdekaan dengan mendirikan berbagai lembaga sosial dan pendidikan yang mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kemerdekaan.
Hingga saat ini, Muhammadiyah terus memperjuangkan keadilan dan persatuan nasional, dengan mengedepankan prinsip Pancasila guna membangun generasi emas Indonesia. Serta, mempertahankan relevansi ajaran Islam di tengah dinamika masyarakat yang terus berubah.
Inovasi Membangun Generasi Emas
Seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah terus bertransformasi dan melakukan inovasi dalam membangun generasi emas Indonesia. Muhammadiyah menghadirkan pendekatan yang modern dalam sistem pendidikan. Muhammadiyah sadar bahwa generasi masa depan Indonesia harus dibekali pengetahuan akademis dan karakter kebangsaan. Hal tersebut diwujudkan melalui berbagai lembaga pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, Muhammadiyah mengimplementasikan kurikulum yang integratif, menggabungkan aspek keagamaan dan kebangsaan. Sehingga, menghasilkan generasi yang tidak hanya berwawasan ilmu pengetahuan, beriman dan bertaqwa, tetapi juga cerdas dan berdaya saing.
Perlu diketahui, saat ini Muhammadiyah mengelola lebih dari 20.000 unit pendidikan, termasuk sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Ini mencakup 172 perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) dan berbagai lembaga pendidikan lainnya.
Selanjutnya, Muhammadiyah menghadirkan Inovasi dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Muhammadiyah telah meluncurkan platform pendidikan daring. Aplikasi Quranmu yang diluncurkan pada Juli 2023 dengan memanfaatkan Artificial intelligence (AI) untuk memfasilitasi pembelajaran Al-Qur’an, menawarkan fitur-fitur seperti pemeriksaan pengucapan dan pembelajaran bagi siswa dan guru.
Teknologi pendidikan digital yang diterapkan organisasi Muhammadiyah memungkinkan siswanya yang ada di berbagai daerah bisa mengakses pengetahuan dengan mudah. Serta, Muhammadiyah juga menghadirkan beasiswa bagi masyarakat kurang mampu, agar tidak terhambat dalam mengejar pendidikan yang berkualitas.
Selain itu, Muhammadiyah juga mengembangkan program-program sosial yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Melalui lembaga yang berada di bawah naungannya, seperti Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah (Lazis) Muhammadiyah, aktif dalam kegiatan sosial membantu masyarakat yang kurang mampu. Hal tersebut dilakukan dalam upaya mewujudkan generasi emas dan meningkatkan kualitas hidup, sehingga dapat berkontribusi terhadap kemajuan bangsa Indonesia.
Secara keseluruhan, dengan sejarah yang panjang dan komitmen yang kuat dalam kemajuan bangsa, Muhammadiyah menunjukkan bahwa sebuah organisasi tidak hanya bisa bertahan dalam tradisi, tetapi harus mampu beradaptasi dan berinovasi agar tetap relevan di zaman yang terus berubah.
Muhammadiyah telah membuktikan diri sebagai salah satu pilar dalam pembangunan bangsa Indonesia. Dengan tetap berpegang teguh pada prinsip “Tashfiyah” (pembersihan ajaran) dan “Tajdid” (perbaruan). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mendukung dan mengikuti langkah-langkah Muhammadiyah dalam membangun generasi emas Indonesia yang berkarakter, berilmu, dan berdaya saing.
“Suatu kemajuan, pembangunan, ketinggian dan martabat yang mulia diantara bangsa–bangsa, bagi kita umat Islam tidaklah dapat dicapai kalau tidak berdasar kepada akidah dan akhlak Islam!”
-Buya Hamka-
Editor Notonegoro