PWMU.CO – Wali kelas menjadi garda terdepan di sekolah disampaikan oleh Noer Suci Endah Puspitahningrium SPsi MPsi Psikolog di SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Jumat (23/11/224).
Di hadapan wali kelas VII-IX dalam In House Training (IHT) dengan tema Communication Skills Training for Home Room Teachers, dia menerangkan wali kelas harus melakukan komunikasi secara efektif ke wali siswa.
“Komunikasi yang efektif dengan menyebut nama komunikan dengan cara yang menyenangkan, berikan kesan bahwa Anda antusias berbicara dengan komunikan dan Anda berdua berada pada tim yang sama,” katanya.
Dia menuturkan, ajukan pertanyaan tentang minat mereka, beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan komunikan. “Berikan mereka senyuman terbaik Anda dan tunjukkan rasa persetujuan (katakan apa yang Anda kagumi tentang komunikan dan mengapa),” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, dengarkan dengan penuh perhatian semua yang komunikan katakana, beri komunikan kontak mata, ungkapkan diri anda seperlunya, menawarkan saran yang bermanfaat, berikan komunikan motivasi, Anda tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain, serta tawarkan untuk komunikasi lebih lanjut.
“Maka untuk membangun ketrampilan berbicara efektif, wali kelas harus respect, empathy, audible, clarity, dan humble,” ujarnya.
Sebagai garda terdepan di sekolah, wali kelas harus luar biasa dalam berkomunikasi. Untuk itu, tekannya, wali kelas harus antusias, yaitu menampilkan semangat hidup. Kedua harus berwibawa, yaitu mampu menggerakkan orang lain/siswa untuk melakukan sesuatu.
“Ketiga harus positif, yaitu melihat peluang dalam setiap waktu. Keempat harus supel, mudah menjalin hubungan dengan orang lain/siswa,” katanya.
Selain itu, paparnya, wali kelas juga harus humoris, berhati lapang/sabar, tetap mengikuti dinamika pergaulan. Berikutnya harus luwes, menemukan banyak cara solusi masalah.
“Wali kelas juga harus fasih, berkomunikasi dengan jelas, fasih dan benar. Harus tulus, memiliki niat dan motivasi positif. Harus interaktif, hubungan pembicaraan menjadi lebih hidup, serta mampu memotivasi, menjadi pendengar, memberikan dorongan berprestasi dan membangun harapan,” terangnya. (*)
Penulis Ichwan Arif Editor Wildan Nanda Rahmatullah