PWMU.CO – Suasana penuh haru menyelimuti peringatan Hari Guru yang berlangsung di SMA Muhammadiyah 1 Sumenep (Smutu).
Bertempat di lapangan futsal sekolah, acara ini menjadi momen penuh makna yang menyentuh hati para siswa dan guru, Senin (25/11/2024).
Peringatan dimulai dengan kegiatan religius di Masjid Al-Masturah. Seluruh siswa, guru, dan staf sekolah melaksanakan shalat Dhuha berjamaah dan secara bersama-sama juga membaca al-Quran. Dengan hati yang khusyuk, suasana di masjid terasa syahdu, menjadi awal yang indah sebelum puncak acara.
Ketika apel Hari Guru dimulai di lapangan, siswa-siswi Smutu memberikan kejutan yang membuat para guru tak kuasa menahan air mata. Mereka berjalan menuju guru-guru yang berjejer rapi, membawa buket bunga sebagai simbol cinta dan penghormatan.
Ucapan selamat Hari Guru pun diiringi pelukan hangat penuh emosi. Banyak siswa dan guru tak mampu menahan tangis, mengingat perjuangan dan pengorbanan yang telah diberikan demi pendidikan.
Momen ini semakin menyentuh ketika para siswa bersama-sama menyanyikan lagu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Suara merdu mereka memenuhi lapangan, menghadirkan keharuan yang tak terlukiskan.
Beberapa siswa bahkan mengungkapkan rasa penyesalan atas sikap mereka di masa lalu.
Tangis penyesalan dan rasa syukur terpancar dari wajah mereka, seakan ingin berkata, “Terima kasih atas kesabaran dan cinta yang tiada henti, Bu, Pak.”
Pesan Haru di Hari Guru
Salah satu guru, Damayanti SSi mengungkapkan perasaannya. “Ini adalah momen paling berharga. Kami tidak pernah meminta balasan, tapi penghormatan tulus dari siswa seperti ini sangat menyentuh hati. Terima kasih, anak-anakku,” ucapnya.
“Momen Hari Guru selalu membuat haru. Begitu mendengar hymne guru, air mata tak terasa menetes. Ketika melihat mereka (murid), selalu hadir di pikiran, kelak mungkin salah satu dari tangan-tangan mereka yang akan menarik kita ke surga,” ungkap Damayanti, ketua PDA Sumenep.
Peringatan Hari Guru di Smutu tahun ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya hubungan mendalam antara guru dan murid.
Dengan hati yang tersentuh, semua yang hadir pulang membawa kenangan manis yang akan abadi.
Hari itu menjadi bukti nyata bahwa cinta dan hormat kepada guru adalah warisan tak ternilai.
Penulis Bahrus Surur Editor Zahra Putri Pratiwig