PWMU.CO- Malam ramah tamah Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di hotel Harper, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (3/12/2024), menjadi momen istimewa dengan peluncuran buku monumental berjudul “Gerakan Islam Berkemajuan”.
Karya setebal 750 halaman ini disusun oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi, dan menawarkan perspektif mendalam tentang Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang relevan sekaligus menjadi teladan global.
Dalam sambutannya, Prof Haedar mengungkapkan bahwa buku ini adalah hasil refleksi panjang tentang perjalanan Muhammadiyah, serta kontribusinya dalam menghadirkan solusi atas berbagai tantangan zaman.
Untuk memberikan testimoni, Prof Haedar mengundang Prof Dr Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, ke atas panggung.
Humor Segar di Balik Testimoni
Dalam gaya khasnya, Prof Mu’ti mengawali testimoni dengan ucapan selamat kepada Prof Haedar atas terbitnya buku tersebut. Namun, ia tak lupa menyelipkan humor yang memancing tawa para tamu undangan.
“Saya dan Pak Haedar memang berbeda. Beliau serius dan banyak berpikir, sedangkan saya sering tidak terlalu serius. Kalau Pak Haedar itu Suni (Suka Nulis), saya ini Sufi (Suka Film),” katanya, disambut gelak tawa peserta.
Prof Mu’ti juga membandingkan pendekatan mereka dalam berorganisasi. “Pak Haedar itu tenang, kalem, dan selalu komprehensif dalam mengambil keputusan. Kalau saya, sering guyonan dan suka mengejek. Tapi, sekarang jadi menteri, guyonannya malah berkurang,” ujarnya dengan nada berseloroh.
Tak berhenti di situ, Prof Mu’ti juga menyebut perbedaan dalam karya mereka. “Kalau Pak Haedar menulis buku serius seperti Gerakan Islam Berkemajuan, sedangkan saya menulis buku Guyon Waton: Lucu Bermutu ala Muhammadiyah. Tapi, terima kasih, Pak Haedar, atas inspirasinya. Beliau selalu memberikan keteladanan yang luar biasa,” tambahnya.
Harapan untuk Masa Depan
Di akhir testimoninya, Prof Mu’ti memberikan apresiasi tinggi kepada Prof Haedar dan berharap agar Ketua Umum PP Muhammadiyah itu terus melahirkan karya-karya besar yang mencerahkan bangsa.
“Pak Haedar adalah sumber inspirasi. Kami berharap beliau tidak berhenti menulis dan terus mencerdaskan umat dengan karya-karya monumental seperti ini,” tutupnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan