PWMU.CO – Menteri Agama RI, Prof Dr Nasaruddin Umar MA menghadiri Sidang Tanwir Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Kamis (5/12/2024) sore (WITA).
Dalam forum ini, Menag menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi Kementerian Agama (Kemenag) di era pemerintahan Presiden Prabowo, termasuk peran strategisnya dalam kehidupan keagamaan di Indonesia.
Menag Nasaruddin menjelaskan bahwa Kemenag kini berfokus pada hubungan antarumat beragama, bimbingan masyarakat (bimas) agama, dan pendidikan keagamaan. Urusan haji dan umrah, yang sebelumnya menjadi bagian dari tanggung jawab Kemenag, kini dikelola oleh Badan Penyelenggara (BP) Haji.
“Kami ingin belajar dari Muhammadiyah yang sangat profesional dalam mengelola pendidikan dan organisasi. Maka, kami meminta bantuan dan masukan dari Muhammadiyah sebagai ‘ayahanda’ untuk bersama-sama membangun kejayaan bangsa,” ujar Nasaruddin.
APBN untuk Kemenag
Menag mengungkapkan bahwa Kemenag RI kini mendapatkan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 70 triliun.
Dana ini diharapkan dapat memperkuat peran Kemenag dalam menciptakan kehidupan keagamaan yang harmonis di tengah kemajemukan Indonesia.
“Keberhasilan Kemenag tidak hanya diukur dari hal-hal normatif, tetapi juga dari terciptanya masyarakat yang semakin dekat dengan agama sekaligus menghargai keberagaman,” tambahnya.
Dalam pidatonya, Menag menggambarkan visinya untuk Kemenag: mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang religius, namun tetap menghormati perbedaan.
“Jika umat semakin berjarak dari agama, itu berarti Kemenag gagal. Sebaliknya, jika umat semakin dekat dengan agama, maka itulah keberhasilan sejati Kemenag,” tegasnya.
Inspirasi dari Muhammadiyah
Imam Besar Masjid Istiqlal ini mengaku kagum pada Muhammadiyah yang konsisten memberikan kontribusi signifikan dalam pendidikan dan kehidupan keagamaan.
Ia berharap Muhammadiyah dapat terus menjadi inspirasi dan memberikan masukan strategis untuk mendukung visi Kemenag.
Sidang Tanwir Muhammadiyah di Kupang ini, menurut Menag, menjadi momentum penting untuk menjalin sinergi antara pemerintah dan organisasi masyarakat dalam mengatasi tantangan keagamaan di Indonesia. “Mari kita terus bekerja sama demi kehidupan umat yang lebih baik dan bangsa yang maju,” tutupnya.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan