PWMU.CO – Kaprodi Ilmu Komunikasi FISIP UMMAD, Latutik Mukhlisin SSos MIKom menjadi salah satu narasumber dalam Dialog Madiun Raya Pagi Ini yang disiarkan langsung oleh RRI Madiun, Rabu (04/12/2024).
Dialog Madiun Raya pagi ini oleh Pro 1 RRI Madiun tersebut menghadirkan tema “Melihat Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024”.
Selain menghadirkan Latutik Mukhlisin SSos MIkom, program acara Dialog Madiun Raya pagi ini tersebut juga menghadirkan narasumber Chairum Anam SH, Koordinator Daerah Akademi Pemilu dan Demokrasi Kabupaten Ngawi.
Dalam kesempatan tersebut, Latutik Mukhlisin menyampaikan, partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 itu sangat penting untuk menentukan arah pembangunan daerah paling tidak untuk lima (5) tahun ke depan.
“Sehingga baik pemerintah, penyelenggara pemilu maupun akademisi sebisa mungkin bersinergi mengajak masyarakat yang sudah memenuhi syarat memilih untuk menggunakan hak pilihnya,” kata Latutik.
Latutik menerangkan, kepedulian masyarakat untuk ikut serta dalam Pilkada sudah didorong tidak hanya saat pemilihan suara, tetapi melalui tahap-tahap pelaksanaan Pilkada yang telah diatur dan ditentukan.
Mulai dari pendaftaran dan penetapan pemilih, pendaftaran paslon dari partai politik, sampai penetapan pasangan calon yang lolos ikut kompetisi Pilkada.
“Terutama masa kampanye, saat debat, dimana hal itu jadi area masing-masing paslon menyampaikan progam kerja. Harus diikuti oleh pemilih untuk memantapkan diri menjatuhkan pilihan ke paslon yang mana,” jelas Latutik.
Dalam konteks partisipasi Pilkada Kota Madiun tahun 2024, Latutik menyampaikan tingkat partisipasi pemilih untuk ikut memilih mencapai 77,3 persen atau 119.647 dari 154. 712 pemilih yang memberikan hak pilihnya di 275 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Dari pengalaman saya saat menjadi penyelenggara pemilu, belum pernah ada Pilkada hanya diikuti 1 atau 2 paslon, minimal 3 paslon. Bahkan pernah ada calon independen yang juga memperoleh suara cukup tinggi. Ini memperlihatkan demokrasi di Kota Madiun luar biasa bagus,” kata Latutik.
Golput
Dalam diskusi tersebut, juga mengemukakan persoalan Golongan putih (Golput) yang muncul kembali dalam Pilkada Serentak 2024. Terkait hal ini, Latutik menyampaikan Golput merupakan masalah yang kompleks.
“Bisa terjadi karena banyak hal. Apakah karena kurang berhasilnya sosialisasi yang dilakukan, atau tingkat kepedulian masyarakat yang tinggi. Itu sangat terkait. Angka golput tinggi itu kerugian karena tidak berkontribusi terhadap masa depan masyarakat secara umum bahkan secara nasional,” ujar Latutik.(*)
Penulis Pujoko Editor Zahrah Khairani Karim